JABAR EKSPRES- Beberapa kali dalam dekade ini, gempa telah terjadi di Sesar Lembang yang membentang sepanjang 30 km dari Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, hingga Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Menurut penjelasan pakar Geologi, TB Bachtiar, Sesar Lembang merupakan retakan pada lempeng kerak yang bergeser di atas mantel bumi. Gerakan perlahan-lahan dan terpecah-pecah lempeng ini dapat menyebabkan gempa dengan magnitudo 7 jika bergerak serentak, berpotensi meluluhlantakkan seantero Bandung.
Peneliti Ahli Muda PVMBG Ahkmad Solikhin mengonfirmasi potensi gempa magnitudo 7 ini dengan periode pengulangan 170-670 tahun. Meskipun Sesar ini memiliki gerakan geser sinistral ke arah kiri sebesar 1,95-3,45 mm per tahun, dan pernah aktif pada 100.000 tahun lalu, penelitian lebih baru menunjukkan keaktifannya pada 24.000 tahun lalu.
Jejak-jejak kejadian gempa akibat Sesar Lembang dapat ditemui dalam sejarah, termasuk pada abad ke-15, 2300-60 SM, dan 19620-19140 SM. Meskipun tidak secara konsisten aktif, pada 2010-2012, Sesar Lembang mengalami aktivitas dan memicu gempa pada Agustus 2011 dengan kerusakan 384 rumah, meskipun kekuatan gempanya hanya M 3,3.
Gempa lainnya terjadi pada Juni 2003 dengan magnitudo 5,4. Sesar tersebut terbagi menjadi tiga bagian: barat, tengah, dan timur, dengan geseran hingga 1-2 mm per tahun, seperti yang dinyatakan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).