JABAR EKSPRES – Pj Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi menyampaikan pembahasan Kolam Retensi di Cigugur yang dilakukan dengan Badan Cekungan Bandung, BBWS, dan beberapa sumber air di Melong. Dalam pembahasan itu, Ia mengaku akan fokus dalam evaluasi sejumlah aspek.
“Saya akan fokus mengevaluasi beberapa aspek terkait, sehingga beberapa masalah yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat diatasi dengan strategi yang lebih terstruktur,” ujar Dicky pada awak media belum lama ini.
Pemerintah Kota terus berkomitmen mengatasi tantangan pada tahun 2024, dengan harapan menyelesaikan sebagian dari permasalahan yang dihadapi. Namun, pemahaman bahwa tidak semua dapat diatasi sepenuhnya juga diakui.
BACA JUGA: Bikin Panik Warga, Info Peta Episentrum Gempa Sumedang Hoax!
“Komunikasi terus dijalankan, tetapi yang namanya membebaskan lahan memang butuh pendekatan dan proses,” ungkap Dicky.
Pada tahun 2021, Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandung untuk mengembangkan kolam retensi secara alami. Proyek ini melibatkan proses pengerukan dan penyesuaian kondisi lahan sawah menjadi kolam retensi.
Melalui kerja sama ini, kapasitas tampung kolam retensi Pasir Kaliki dapat meningkat secara alamiah menjadi sekitar 23 ribu meter kubik. Apabila dibangun secara permanen, estimasi kapasitasnya bahkan dapat mencapai 58 ribu meter kubik.
Menurut Kepala Bidang Perumahan dan Pemukiman pada DPKP Kota Cimahi, Sambas Subagja setelah mengevaluasi hasil kerja sama, terlihat penurunan genangan atau banjir di Jalan Nasional saat hujan deras setelah proyek pembangunan selesai.
“Ketinggiannya berkurang cukup signifikan, walaupun di daerah Cigugur masih terjadi banjir karena kalau dari Cigugur kan ada suplai atau limpasan air hujan dari saluran yang di Cibabat,” ucap Sambas pada Jabar Ekspres melalui seluler, Rabu 3 Januari 2023.
Meskipun evaluasi menunjukkan bahwa kolam retensi Pasir Kaliki tidak dapat secara signifikan mengatasi banjir, namun dapat mengurangi kedalaman genangan sekitar 30 cm, sesuai dengan penelitian.
‘Ini cukup membantu dalam mengurangi banjir atau genangan di jalan Nasional atau pada masyarakat,” kata Sambas.
“Mudah-mudahan kedepannya pembangunan kolam retensi bisa menjadi prioritas pembangunan di tahun 2025 yang di biayai oleh APBN,” tambahnya. (Mong)