JABAR EKSPRES – BMKG sebut gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Sumedang jelang malam tahun baru 2024 merupakan jenis gempa bumi dangkal.
Kepala BMKG, Dwikorita mengungkapkan gempa dengan magnitudo 4,8 yang menguncang sumedang termasuk dalam kategori gempa dangkal.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal, yang dipicu aktivitas sesar aktif,” kata Dwikorita saat konferensi pers daring pada Senin, (1/1/2024).
Gempa Bumi di Kabupaten Sumedang
Pada 31 Desember 2023, Sumedang mengalami tiga kali guncangan gempa bumi. Hingga pukul 20.55 WIB pada hari Minggu tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kejadian tersebut. Berikut adalah rincian dari ketiga gempa tersebut:
- Gempa Sumedang pertama dengan magnitudo 4,1 terjadi pada pukul 14.35 WIB kedalaman 7 KM
- Gempa Sumedang kedua dengan magnitudo 3,4 terjadi pada pukul 15.38 WIB kedalaman 6 KM
- Gempa Sumedang ketiga dengan magnitudo 4,8 terjadi pada pukul 20.34 WIB kedalaman 5 KM
BACA JUGA: Sesar Aktif yang Belum Terpetakan Penyebab Gempa di Sumedang
Apa Itu Gempa Bumi Dangkal?
Dilansir dari laman BPBD Provinsi NTB, gempa bumi dangkal ini merupakan kategori gempa berdasarkan kedalamannya. Selain gempa bumi dangkal, ada gempa bumi dalam dan juga menengah. Berikut penjelasannya:
1. Gempa Bumi Dalam
Gempa bumi dalam merujuk pada gempa bumi yang hiposentrumnya terletak lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi, yaitu di dalam kerak bumi.
Gempa bumi dalam cenderung kurang berbahaya karena letaknya yang sangat dalam.
2. Gempa Bumi Menengah
Gempa bumi menengah merujuk pada gempa bumi yang hiposentrumnya berada di rentang kedalaman antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi.
Gempa bumi menengah umumnya dapat menimbulkan kerusakan ringan, tetapi getarannya lebih terasa dibandingkan dengan gempa bumi dalam.
BACA JUGA: Amankah? Terowongan Kembar Tol Cisumdawu Retak Akibat Gempa
3. Gempa Bumi Dangkal
Gempa bumi dangkal merujuk pada gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi.
Gempa bumi dangkal cenderung menimbulkan kerusakan yang besar dan dapat dirasakan dengan intensitas yang tinggi.
Maka dari itu, setelah kejadian di Sumedang tersebut, beberapa kondisi menyebabkan beberapa rumah mengalami kerusakan.