Perpustakaan Kota Bogor Hadirkan Bumi Prawira, Galeri Kisah Pemimpin dari Masa ke Masa

Selain itu juga ada diorama dan lukisan penemuan Prasasti Batutulis, desain Istana Bogor, pembangunan jalan Pos Daendels, pembagian zona Kota Bogor dan dihadirkan pula lukisan yang bercerita tentang tokoh Raden Saleh, Tirto Adhi Soerjo dan Keluarga Tan.

Dalam Galeri itu juga ditampilkan lukisan Bung Karno yang pernah berpidato di Lapangan Sempur, pengibaran bendera merah putih pertama di Gedung Bakorwil (saat ini Bogor Creative Center), peristiwa gugurnya Kapten Muslihat yang tengah digendong adiknya di Jembatan Merah, tokoh aktivis Soe Hok Gie, arsitek Masjid Istiqlal FX Silaban.

Galeri Bumi Parawira menghadirkan diorama pembangunan Tugu Kujang yang menggunakan helikopter, naskah legendaris Bung Karno yang bertuliskan ‘moga-moga Bogor jadi batu loncatan sejarah’, dan instalasi kendaraan Bemo.

BACA JUGA: Dewan Harapkan Pembangunan Museum Pajajaran Bisa Jadi Objek Pariwisata Baru

Selain itu juga ditampilkan deretan program gemilang wali kota-wali kota terdahulu hingga saat ini, seperti pencapaian Piala Suratin dan Adipura pertama, kesuksesan perluasan transportasi, penyelesaian GKI Yasmin, hingga cikal bakal Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran (Si Badra).
Galeri ini juga merekam fenomena pandemi Covid-19.

Dengan adanya Galeri ini kata Rudiyana, masyarakat bisa belajar mengenai sejarah ataupun kepustakaan melalui sumber yang akurat.

“Dan tempat ini diharapkan sebagai tempat pembelajaran bagi generasi muda, karena apa yang ditampilkan ini berbasis riset,” ujarnya.

Proses Riset Konten Bumi Parawira

Salah satu tim riset, Eko Hadi mengatakan, proses riset memakan waktu sekitar 9 bulan melibatkan kurang lebih sekitar 30 orang yang terdiri dari tim riset dari akademisi, sejarawan, penggiat sejarah, arsitek dan para pelukis serta komunitas kreatif.

Dalam melakukan riset pada berbagai tantangan yang dihadapi seperti sulitnya mencari referensi di masa kerajaan.

“Sehingga kita melakukan riset ke luar kota, seperti Ciamis, Cirebon, Kuningan. Kita melakukan studi di sana untuk mendapat petunjuk dan keterangan yang menjelaskan bahwa kondisi saat itu seperti apa, terutama untuk lukisan penobatan. Karena memang jarang sekali orang yang menggambarkan proses penobatan. Nah kita coba memvisualisasikan, mengilustrasikan seperti apa penobatan dikala itu,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan