JABAR EKSPRES – Toji Fushiguro, karakter kuat dari seri anime dan manga “Jujutsu Kaisen“, memiliki latar belakang yang penuh trauma.
Dikenal sebagai “The Invisible Man,” Toji berasal dari keluarga Zenin (salah satu keluarga yang dihormati dalam dunia Jujutsu Kaisen), di mana kelemahannya membuatnya menjadi sasaran pelecehan dan penyiksaan sejak lahir.
Dalam upaya kerasnya untuk membuktikan nilai sebagai seorang jiujitsu sorcerer, Toji mengembangkan kemampuan untuk menyembunyikan kehadirannya, memperoleh julukan yang mencerminkan ketidaknyataannya di mata keluarganya.
Namun, apakah ini benar-benar mampu mengubah pandangan dirinya dalam keluarga Zenin?
BACA JUGA: Jujutsu Kaisen: 6 Pertarungan Epik di Arc Insiden Shibuya, Tewasnya Nanami hingga Pengorbanan Todo
Perjalanan Toji dalam Mengejar Harga Diri
Kisah Toji tidak hanya sebatas perjuangan melawan keluarga yang merendahkan, tetapi juga tentang bagaimana keinginannya untuk membuktikan nilai diri membentuk dirinya menjadi pembunuh yang tangguh.
Sementara beberapa anggota keluarganya, seperti Maki, memilih jalan untuk merombak sistem, Toji justru menjadikan kebencian internalnya sebagai dorongan untuk memburu dan membunuh sesama sorcerer.
Pertanyaan mendasar muncul: apakah kegigihan dan kebanggaan Toji cukup untuk memuaskan dirinya sendiri?
Meskipun berhasil mengalahkan sorcerer terkuat, seperti Gojo, Toji tetap merasa rendah dan menyebut dirinya sebagai “monyet.” Kepuasan batin tampaknya sulit dicapai, meski telah membuktikan kehebatannya.
Kecemerlangan Strategis Toji
Keunggulan Toji tidak hanya terletak pada kegigihan dan kebanggaan, tetapi juga pada kecerdasan strategisnya dalam pertempuran.
Ia mampu mengalahkan lawan-lawannya dengan merancang rencana taktis yang cermat, memanfaatkan kelemahan mereka, dan memperlihatkan pengetahuannya yang mendalam tentang jujutsu.
Namun, di balik semua keberhasilannya, Toji tetap terjebak dalam pertarungan internalnya.
Meskipun memiliki kemampuan dan prestasi yang luar biasa, kompleksitas identitasnya sebagai seorang ayah menambahkan dimensi baru pada karakternya.
Toji sebagai Seorang Ayah yang Rumit
Hubungan Toji dengan putranya, Megumi, menggambarkan sisi lain dari karakternya. Awalnya acuh tak acuh terhadap keberadaan Megumi, Toji kemudian menyesali keputusannya, terutama setelah kematian istrinya.