JABAR EKSPRES – Covid 19 varian baru berjenis JN.1 dikabarkan tersebar di Kota Bandung. Bahkan, berdasarkan data Kemenkes, dari 112 kasus aktif JN.1 di Indonesia hingga Selasa, 26 Desember 2023 kemarin, 2 diantaranya berada di Kota Bandung.
Namun, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar Vini Adiani Dewi mengaku, berdasarkan laporannya dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), varian baru tersebut masih belum ditemukan. Berdasarkan hasil pemeriksaannya melalui whole genome sequencing (WGS), rata-rata kasus aktif Covid-19 di Jabar varian BA1 (omicron).
“Dalam hal ini memang untuk JN.1 (varian baru Covid-19) itu dari hasil genome sequencing (WGS) kami belum menemukan. Jadi dari 11 yang diperiksa, itu 9 BA1, sedangkan sisanya masih tidak dapat diklasifikasikan. Jadi kalau secara hasil pemeriksaan, di Labkesda belum terlaporkan adanya JN.1,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (27/12).
Sementara data Kemenkes yang menyebut ada 2 kasus aktif varian JN.1 di Kota Bandung, Vini menegaskan sampai saat ini belum ditemukan varian baru di Jabar khususnya Kota Bandung.
“Mungkin ada pemeriksaan yang lain itu saya kurang paham, dan datanya dari mana. Tapi sampai saat ini, pasien (Covid-19 di Jabar) kondisinya dalam kondisi ringan,” ucapnya.
Namun, Vini mengaku menyiapkan beberapa langkah antisipasi agar penyebaran kasus Covid-19 khusunya varian baru berjenis JN.1 tidak terjadi di Jabar.
“Kita sudah membuat surat edaran juga termasuk menyiapkan antisipasinya seperti misalnya di KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) Kertajati itu pemerikasaan sudah diperketat lagi, dan kalau di atas 38 (suhu tubuhnya) itu akan langsung di karantina dan kita siapkan isolasinya di Rumah Sakit Cideres,” Imbuhnya.
“Dan di surat edaran juga dinyatakan bahwa rumah sakit harus meyiapkan 10 persen untuk ruang isolasi dari total tempat tidur. Jadi kita harus kembali ketat untuk antisipasi Covid-19,” tutupnya. (San).