Telkom CDC Berikan Bantuan PC dan Aplikasi i-CHAT untuk SLB

JABARESKPRES – Untuk memudahkan dalam komunikasi Telkom CDC (Community Development Center) memberikan bantuan PC Multimedia AIO dan aplikasi i-Chat kepada Sekolah Luar Biasa (SLB).

Pemberian bantuan ini merupakan kerjasama dengan Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) sebagai bentuk kepedulian didunia Pendidikan.

SGM CDC PT Telkom Hery Susanto mengatakan, Telkom CDC memberikan 10 unit PC yang telah diinstal aplikasi i-CHAT.

Pemberian PC juga diberikan untuk SMK Telkom 1 dan 2 di Kota Medan dan Malang masing-masing sebanyak 5 unit PC.

‘’Jadi ini merupakan bantuan hibah yang diberikan untuk membantu penyandang disabilitas tuna rungu dan wicara agar lancar berkomunikasi,’’ ujar dia.

Dengan begitu, para penyandang disabilitas dapat terhubung melalu sarana digitalisasi yang diberikan.

Bantuan ini merupakan fasilitas dan sebagai Solusi dalam komunikasi untuk mendorong Pendidikan inklusi dan pemberdayaan individu.

Herry mengatakan, aplikasi i-CHAT (I Can Hear and Talk) merupakanprogram yang dirancang untuk membantu penyandang disabilitas dengan gangguan pendengaran. ‘’Aplikasi dirancang agar tuna rungu dapat membantu pengguna untuk menguasai kemampuan linguistic,’’ ujar dia.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Bhakti Luhur Malang Yohana Fransiska Mai Muri mengatakan, sangat terbantu dengan pemberian bantuan PC dari Telkom CDC tersebut.

Bantuan tersebut sangat memberikan manfaat agar para penyandang disabilitas yang bersekolah di SLB memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang teknologi.

Aplikasi i-CHAT memberikan Solusi untuk mempermudah dalam melakukan komunikasi para siswa tuna rungu.

Dengan begitu, para siswa ini anantinya akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar di kelas.

Sementara itu, Kepala Sekolah SLB Swasta Tunas Harapan Mandiri Sumut Ferdinanta Ginting mengatakan, apliakasi i-CHAT merupakan inovasi yang sangat bermanfaat untuk membantu para penyandang disabilitas tuna wicara.

Para siswa dan pengajar selama ini masih mengandalkan kamus Bahasa isyarat sehingga sangat menyulitkan dalam melakukan pembelajaran.

“Kamus Bahasa isyarat itu sangat tebal dan kurang praktis dan kamus pun yang mempunyai hanya pengajar/guru sehingga anak didik kurang bisa belajar mandiri,’’ kata dia.

Akan tetapi, setelah adanya bantuan program i-CHAT, pengajar maupun anak didik akan dengan mudah memahami dalam proses belajar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan