Jabar Ekspres – Mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 5 Tahun 2022 tentang RTRW. Disebutkan bahwa terdapat peningkatan pengembangan Pasar Induk Gedebage sebagai pusat pelayanan kota di wilayah Bandung Timur yang nyaman, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Hal ini berkenaan dengan masuknya wilayah Pasar Induk maupun Kolam Retensi Cipamulihan ke dalam Kawasan Strategis Kota Pusat Pelayanan Kota (KSK PPK) Gedebage. Areal tersebut dinilai produktif karena berdekatan dengan pusat perbelanjaan atau perniagaan dan transportasi.
Namun perlu diketahui, dalam penerapan Perda tersebut, seharusnya KSK PPK Gedebage merupakan wilayah yang maju, berkembang, dan terdepan tanpa adanya permasalahan. Hal ini guna menunjang seluruh kegiatan yang berada di dalam lingkup KSK PPK Gedebage.
BACA JUGA: Soal Banjir Gedebage, Pemkot Bandung Rencanakan Bangun Kolam Retensi Lagi
Namun realitanya, segenap permasalahan masih menyelimuti kawasan tersebut. Banjir hingga masalah sampah masih jadi penyakit yang tiap tahun kerap terjadi.
Hal ini mengartikan bahwa masterplan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Bandung tak sesuai dengan apa yang terjadi pada kawasan tersebut. Pembangunan kolam retensi belum mampu menyelesaikan banjir menahun di wilayah Gedebage.
Bahkan, salah satu pedagang Pasar Induk Gedebage, Irwanda (36) mengungkapkan, kolam retensi belum sepenuhnya mampu mengurangi potensi banjir di kawasan tersebut. Genangan acap kali terjadi apabila turun hujan dengan intensitas tinggi.
“Tetap masih banjir ada juga (kolam retensi). Cuman mungkin yang beda sekarang banjirnya cepat surut, dulu bisa seharian sekarang cuman berjam-jam palingan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (18/12).
Dengan belum optimalnya Kolam Retensi yang ada. Penjabat (PJ) Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono mengungkapkan, pihaknya bakal menambah kolam retensi baru di daerah Gedebage. Hal ini guna mengakselerasi penanggulangan banjir di wilayah tersebut.
“Kita punya kewajiban untuk membangun kolam retensi. Memang masih ada terjadi banjir tetapi yang biasanya tinggi sudah mulai berkurang. Artinya masih diperlukan beberapa kolam retensi jadi dari mulai Soekarno-Hatta dulu satu diantaranya adalah di segmen antara Gedebage ke arah jalan rumah sakit di bawah Sutet,” kata Bambang di keterangan release