JABAR EKSPRES – Memiliki sahabat baik merupakan sebuah kenikmatan dari Allah. Karena baik tidaknya agama seseorang juga bisa dilihat dari sahabat atau teman-temannya. Berikut ada beberapa kesalahan dalam memaknai persahabatan yang pernah dibahas oleh UStadz Firanda Andirja.
Sahabat bisa diartikan merupakan orang yang bisa mengerti dan memahami kekurangan dan kelebihan kita. Namun bukan hanya memahami, seorang sahabat akan mengingatkan kita jika kita akan melakukan kesalahan.
Sahabat yang baik juga bisa menghargai perbedaan yang terjadi diantara hubungan keduanya.
Baca juga : Paling Berani, Inilah Para Sahabat Nabi yang Ikut Berjuang Dalam Perang
Namun masih banyak yang salah sangka, menganggap bahwa sahabat adalah orang yang harus selalu ada saat dibutuhkan, atau harus mengetahui semua rahasia dari sahabatnya.
Hal tersebut menurut Ustadz Firanda Andirja termasuk dalam ke beberapa kesalahan seseorang dalam memaknai arti persahabatan.
Untuk lebih jelasnya berikut penjelasan lengkapnya, tentang kesalahan dalam memaknai persahabatan.
1. Persahabatan tidak mengharuskan sahabatmu tidak boleh salah kepadamu.
Sahabatmu -sebagaimana dirimu- pasti punya kekurangan dan kesalahan, bahkan bisa jadi berbuat salah kepadamu.
Pepatah berkata:
تُرِيْدُ صَاحِبًا لاَ عَيْبَ فِيْهِ …فَهَلِ الْعُوْدُ يَفُوْحُ بِلاَ دُخَانِ
“Kau menghendaki seorang sahabat yang tidak ada kekurangannya.. Apakah ada kayu gaharu yang mengeluarkan bau wangi tanpa asap..??”
2. Persahabatan tidaklah mengharuskan engkau harus terus berada bersamanya terus.
Kamu tidak perlu selalu menghabiskan waktumu bersamanya, sehingga akhirnya waktu untuk suamimu/istrimu, anakmu, kerabatmu, dan untuk Robbmu akhirnya terkorbankan. Justru jika sering bertemu akan menghilangkan/memudarkan rasa cinta dan rindu, berbeda jika tidak keseringan bertemu.
Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا
“Kunjungilah, jangan keseringan, maka akan menambah kecintaanmu..” (HR At-Thobroni dan dishohihkan oleh Al-Albani)
3. Persahabatan tidaklah mengharuskan sahabatmu tidak boleh dekat dengan selainmu.
Memiliki sahabat tidak berarti dia hanya boleh berteman denganmu saja, Ia boleh mencari sahabat selainmu.
Sebagian orang jika telah mengambil sahabat, seakan-akan sahabatnya itu hanya miliknya saja, dan tidak boleh dekat dengan orang lain..
Baca juga : Kisah Sahabat Nabi yang Paling Banyak Beramal, Utsman bin Affan