Momen Prabowo Curhat Dihadapan Relawan Kopi Pagi, Bikin Ngakak Basis Pendukung

JABAR EKPRES – Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto menghadiri konsolidasi akbar relawan Kopi Pagi atau Posko Pemilih Prabowo-Gibran di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor pada Sabtu, 16 Desember 2023.

Kegiatan tersebut menjadi ajang Prabowo Subianto untuk memotivasi terkait pemahaman dan tujuan berpolitik, sekaligus curhat dihadapan 10 ribu orang basis pendukungnya yang datang dari DKI Jakarta.

“Saya menyambut dengan sangat kagum upaya dan strategi relawan Kopi Pagi karena sudah memilih untuk berpolitik. Anda datang kesini dengan kesadaran sendiri padahal hari ini bisa dibilang hari libur tapi kalian semua berkumpul disini,” ujar Prabowo dalam mengawali sambutan.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga memuji-muji seluruh mantan Presiden Indonesia termasuk Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, kondisi Indonesia hari ini merupakan hasil kerja keras para pemimpin negara sebelumnya. Ia juga mengungkit-ungkit perjuangan Bung Karno yang telah berjuang sepenuh jiwa raga untuk mempertahankan kedaulatan bangsa Indonesia.

“Kita pernah dijajah ratusan tahun, bukan kita ke Eropa (tapi) mereka kesini, karena Nusantara sangat kaya dan sampai sekarang kekayaan luar biasa, itu perjuangan pemimpin kita. Kita akui dari Bung Karno yang berjuang mempersatukan, pak Harto membangun Indonesia yang stabil dan pertanian yang kuat, Habibi teknologi dan seterusnya, Gusdur, Bu Mega, SBY semua berjasa punya kontribusi,” paparnya.

“Apalagi pak Jokowi, pernah menjadi lawan saya, berapa tahun ya jadi lawan saya, salah satu operator politiknya itu Hasan Hasbi. Makanya Prabowo tak kalah akal cepat-cepat narik Hasan Hasbi,” selorohnya.

Pidato yang disampaikan Prabowo membuat suasana di gedung SICC kian pecah saat Ketua Umum Partai Gerindra itu membahas soal demokrasi.

Dirinya menyangkal terkait munculnya opini publik atas tuduhan terhadap Presiden-presiden yang dinilai diktator. Ia menilai, tuduhan itu keliru dan mengambil contoh di masa kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto yang kala itu legowo melepas jabatannya atas permintaan rakyat Indonesia.

“Bahkan Bung Karno pun turun dengan baik, beliau kalau mau bisa bertahan, Pak Harto juga turun dengan baik, kita punya demokrasi walau tak sempurna tapi demokrasi berjalan. Kalau demokrasi tidak berjalan, saya tidak berdiri disini,” serunya.

Tinggalkan Balasan