JABAR EKSPRES – Korban tewas dalam kecelakaan KA Feeder Whoosh di perlintasan rel kereta Jalan Ciharashas, Kampung Sumur Bor, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bertambah menjadi lima orang.
Syakila Lisdia Putri (4), salah satu penumpang minibus jenis Daihatsu Sigra dengan nomor polisi D 1859 AJY, juga menyusul meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif di IGD RSUD Cibabat, Kota Cimahi pada Jumat, 15 Desember 2023 pagi.
Sementara saat ini, korban atas nama Ratih Anggraeni (13) masih menjalani perawatan intensif di ruang ICU RSUD Cibabat, Kota Cimahi.
Kakak kandung Ratih, Heni Rohaeni (24) menjelaskan kondisi Ratih saat ini yang masih bisa diperjuangkan. Menurut informasi dokter, Ratih mengalami patah tangan di bagian kiri, akibat dari benturan keras saat kejadian kecelakaan tersebut.
“Kondisinya masih sama belum gimana-gimana, tapi Alhamdulillah masih bisa di perjuangkan. Informasi dari dokter mengalami parah tangan sebelah kiri. Kalau benturan di kepala belum tahu juga soalnya emang di tahan tapi takutnya ada cedera, masih dicek,” jelas Heni pada awak media, Jumat (15/12) di ruang ICU RSUD Cibabat.
BACA JUGA: Korban Kecelakaan Antara Minibus dan Kereta Feeder Whoosh Bertambah, Empat Dinyatakan Meninggal Dunia
Heni menerangkan, saat ini kondisi korban masih belum betul sadar, namun korban sempat memberikan respon ketika diajak berbicara.
“Kondisinya, dia sadar tapi belum betul-betul sadar. Ada respon kalau di ajak ngobrol,” ungkap Heni.
Korban meninggal dunia telah dikebumikan Jumat pagi. Heni mengatakan Syakila (4) dimakamkan di Padalarang pagi tadi.
“Ratih masuk ICU saya kurang tahu, karena baru kesini soalnya tadi abis makamin mamah langsung makamin Syakila. Mamah di makamkan di Pangauban di rumah Ayah, kalau yang di Padalarang Syakila,” jelasnya.
Kronologi Kejadian
Heni menceritakan kronologis kejadian dari sejak Neneng beserta anak dan cucu nya akan pergi ke rumah Neneknya di Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, dengan tujuan untuk ikut mencuci pakaian karena air di rumahnya sempat tidak menyala.
“Awalnya, mau pergi kerumahnya nenek mau ikut cuci baju karena air di rumah tidak nyala. Kata mamah (Neneng) mau ke nenek kan di Batujajar, ke saya nyuruh pesan grab, lalu anak-anak juga mau ikut,” jelasnya.