Waluh disimpan selama 2 bulan dan akhirnya matang. Mereka tidak dapat membuat kolak waluh karena kekurangan dana, sehingga ibu memilih untuk mengukus waluh tersebut.
Hasilnya adalah waluh kukus, dan sebelum dibawa ke langgar, ibu memberikan pesan, “Wadahnya nanti harus dibawa pulang, ya. Enteng kok, gak ada isinya.”
Netizen menceritakan bahwa ibunya sangat bahagia, bangga, dan yakin bahwa waluh kukus buatannya akan habis dimakan oleh anak-anak yang tengah tadarus.
Singkat cerita, waluh kukus sudah sampai di langgar. Setelah anak-anak menyelesaikan tadarusan Alquran, saatnya untuk makan waluh kukus. Namun, hanya satu anak yang mengambilnya, sementara yang lainnya terlihat bingung.
Salah satu anak bernama Yati, seorang siswa kelas 6 SD, tidak mengambil waluh kukus, malah memegangnya dan merasa jijik. “Hah, makanan apaan ini? Masa bentuknya kayak tai begini dikasih ke orang,” ucap Yati setelah melihat waluh kukus yang dibuat oleh netizen.