JABAR EKSPRES – Aplikasi investasi yang menawarkan banyak keuntungan dalam waktu singkat tanpa harus repot-repot bekerja, kini kembali menjamur. Setelah FEC Scam dilanjut dengan LC Mining, kini ada lagi yang perlu diwaspadai yakni Aplikasi Amazon FEC.
Aplikasi Amazon FEC diduga juga menerapkan skema yang sama untuk mengelabui korbannya. Yakni dengan menawarkan jual beli melalaui e-commerce atau dengan cara membuka toko online.
Semakin banyak kita memasukkan uang sebagai saldo, maka akan semakin tinggi keuntungan yang dijanjikan. Mereka menyebut, uang yang kita kirim adalah modal awal yang seakan-akan tetap milik kita, hal ini diklaim agar setiap hari mendatangkan keuntungan dan agar transaksi di toko online atau e-commerce kita menjadi semakin mudah.
Baca juga : 22 Korban Aplikasi Online FEC di Banyuwangi Tempuh Jalur Hukum
Diduga saldo atau setoran yang disebut sebagai modal tersebut dimanfaatkan oleh pengelola Amazone FEC, hingga dibatas waktu tertentu sudah tidak akan bisa dilakukan pencairan.
Roy Shakti yang merupakan praktisi keuangan digital yang sering memberikan edukasi pada masyarakat mengenai bahayanya terjerat aplikasi yang berkedok investasi, juga meyebutkan bahwa Amazon FEC berpotensi menipu seperti terdahulunya FEC.
Roy mengaku heran kepada masyarakat yang masih juga percaya pada aplikasi semancam ini, padahal sudah jelas-jelas FEC menipu anggotanya hingga rugi miliaran rupiah.
Namun, saat ada aplikasi yang mirip-mirip masih juga tergiur. Padahal dibelakang namanya sudah jelas ada embel-embel nama yang sama.
“Sudah tahu FEC itu Scam dan makan korban miliarn, kemudian dia berubah bentuk menjadi baru bernama Amazon FEC dan masih ada yang percaya,” ujarnya dikutip dari salah satu unggahannya di akun tiktok @opiniroyshakti..
Karenanya, Roy Shakti berharap agar masyarakat mewaspadai berbagai aplikasi baru yang terus bermunculan. Menurutnya hampir setiap hari ada aplikasi baru yang akan menjerat masyarakat yang tidak hati-hati.
Baca juga : OJK Putuskan Tindakan Tegas: Izin Usaha FEC Shopping Indonesia Dicabut!
Dia juga menambahkan, aplikasi-aplikasi ini dikelola oleh admin yang merupakan scamer-scamer dari china. Terlihat dari bahasa Indonesia-nya yang masih kacau karena hanya ditranslate menggunakan Google Translate.