“Jadi karena memang kebetulan Kota Bandung sedang dalam kondisi darurat sampah pada beberapa bulan terakhir, sehingga Kota Bandung meluncurkan program agar bisa mengurangi sampah di tingkat rumah tangga. Salah satunya ini, metode pengomposan atau Kang Empos,” ujarnya.
Namun, di sisi lain, terdapat kekhawatiran penyalahgunaan terkait sarana prasana yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam memfasilitasi masyarakat agar mengolah sampah organik ke dalam Kang Empos. Dengan bentuk ember, benda ini bisa dijadikan beragam peruntukan dalam kehidupan rumah tangga.
Hal tersebut menunjukkan bahwa Pemkot Bandung yang tak main-main dalam menggelontorkan anggaran untuk mengatasi masa kedaruratan sampah. Sebanyak Rp39,1 miliar disiapkan oleh Pemkot Bandung guna pemberian fasilitas Kang Empos, dan pembuatan hanggar-hanggar maggotisasi di tiap Kelurahan.
Namun kembali lagi, pelaporan terkait berjalannya program harus ditekankan Pemkot Bandung kepada setiap wilayah. Hal ini guna mengetahui efektifitas penerapan inovasi tersebut di masyarakat.
Jangan sampai uang miliaran rupiah yang dikeluarkan oleh Pemkot Bandung dalam menanggulangi kedaruratan sampah tak berefek apa-apa. Ini menjadi momentum pembentukan sarana prasana bagi Pemkot Bandung, apabila menghadapi masalah serupa di kemudian hari. (Dam)
Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Jalan RA Kosasih Sukabumi, Ketua BNN Ungkap Hasil Tes Urine Sopir