Berdasarkan survei LSN, dominasi Prabowo-Gibran atas dua kompetitornya semakin menguat ketika dibuat simulasi head to head. Ketika LSN menanyakan kepada responden pasangan mana yang dipilih apabila Prabowo-Gibran bertemu Ganjar-Mahfud di putaran kedua, ternyata elektabilitas Prabowo-Gibran jauh meninggalkan Ganjar-Mahfud. Pasangan Prabowo-Gibran dipilih oleh 53,6% dan Ganjar-Mahfud didukung 37.3% responden. Dalam simulasi putaran kedua ini pendukung Anies Baswedan mayoritas bermigrasi atau balik kandang ke Prabowo, mengingat pada Pemilu 2019 mereka adalah pemilih pasangan Prabowo-Sandi.
Ketika di putara kedua pasangan Prabowo-Gibran disimulasikan berhadapan dengan Anies-Cak Imin, dominasi Prabowo-Gibran semakin absolut. Sebanyak 58,8% responden menjatuhkan pilihannya pada Prabowo-Gibran, sementara hanya 32,4% responden yang menyatakan memilih Anies-Cak Imin. Selisih elektabilitas yang sangat lebar (26,4%) antara Prabowo-Gibran dan Anies-Cak Imin dapat dimaklumi mengingat para pendukung Ganjar-Mahfud secara ideologis lebih dekat dengan Prabowo-Gibran. Pasangan Anies-Cak Imin sudah terlanjur dapat cap sebagai representasi politik Islam, sehingga para pemilih Ganjar-Mahfud yang nasionalis lebih nyaman bermigrasi ke kubu Prabowo-Gibran.
Faktor Jokowi Masih Kuat
Mengapa elektabilitas Prabowo Subianto masih bahkan semakin dominan dalam survei LSN kali ini? Ditanya begitu, Gema memaparkan, berdasarkan analisis LSN, setidaknya ada lima faktor utama yang menyebabkan kondisi tersebut. Pertama, publik meyakini bahwa endorsement dan approval Presiden Jokowi diberikan kepada Prabowo-Gibran. Karena tingkat kepuasan publik alias approval rating Presiden Jokowi masih sangat tinggi maka pasangan mana yang dipersepsikan publik di-endorse dan didukung Jokowi niscaya akan memperoleh bonus elektabilitas.
“Hasil survei LSN menegaskan, meskipun dihantam dengan berbagai isu dan tuduhan negatif, sebanyak 76,2% publik masih mengaku puas terhadap kinerja Presiden Jokowi. Dengan demikian, faktor Jokowi masih cukup kuat,” katanya.
Faktor kedua, lebih juah Gema menjelaskan, bergabungnya Partai Demokrat dan semakin mantapnya dukungan dari partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) sedikit banyak berefek positif bagi naiknya elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran. Berdasarkan analisis LSN, soliditas pemilih Partai Demokrat dan partai-partai anggota KIM lainnya untuk mendukung Prabowo-Gibran terus mengalami kenaikan.
“Jumlah undecided voters atau pemilih galau di kalangan partai-partai tersebut, khususnya Partai Golkar, PAN, dan Partai Demokrat cenderung berkurang dan semakin mantap menjatuhkan pilihan pada Prabowo-Gibran. Jika mesin partai koalisi ini terus semakin solid dan bekerja total, kemenangan Prabowo-Gibran hampir pasti tak terbendung,” imbuhnya.