JABAR EKSPRES – Polemik pelaksanaan study tour atau Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi siswa kelas VII, di SMP Negeri 1 Rancaekek, Kabupaten Bandung kian jadi sorotan.
Pasalnya, biaya PPL per siswa dinilai kemahalan oleh sejumlah orang tua, sehingga tak sedikit yang menolak keberangkatan.
Melalui informasi yang berhasil dihimpun Jabar Ekspres, rencana pelaksanaan PPL siswa kelas VII, SMPN 1 Rancaekek itu menjadi sorotan akibat ramai kabar sejumlah orang tua menolak kegiatan, dengan alasan biaya yang dinilai kemahalan.
Dari surat yang diterima Jabar Ekspres, dinarasikan bahwa pelaksanaan PPL kelas VII SMPN 1 Rancaekek, rencananya akan berlangsung pada 3 Februari 2024 mendatang.
Adapun nominal biaya yang harus dikeluarkan orangtua, yakni setiap siswa membayar Rp435.000, dengan fasilitas kepergian menggunakan Travel, makan siang, snack dan baju kegiatan PPL.
Sedangkan untuk tujuan pelaksanaan PPL, yakni ke Kota Bandung tepatnya ke Great Asia Afrika, Museum Geologi dan Saung Angklung Udjo.
Salah satu perwakilan orangtua siswa kelas VII SMPN 1 Rancaekek, berinisial I mengatakan, pihak sekolah melalui Koodinator Kelas (Korlas) belum pernah mengajak diskusi bersama para orang tua.
“Enggak ada diskusi, Enggak ada musyawarah dan sosialisasi kepada orangtua siswa juga gak ada. Tahu-tahu kita dapat surat pemberitahuan,” katanya kepada Jabar Ekspres, Rabu (15/11).
Dia mengeluhkan, biaya Rp435.000 itu, terlalu besar jika kunjungan PPL hanya di seputaran Kota Bandung, dengan kunjungan ke tiga lokasi saja.
“Kalau ke luar kota masih kita terima, tapi ini di Kota Bandung bayar Rp435.000 per siswa, kemahalan dan selain hanya tiga lokasi untuk edukasinya, yang didapat cuman makan, snack dan kaos,” imbuhnya.
Disampaikan, para orangtua di kelas VII SMPN 1 Rancaekek bukan menolak adanya kegiatan, melainkan keberatan dengan biaya yang tiba-tiba disepakati tanpa ada diskusi, musyawarah ataupun sosialisasi sebelumnya.
“Kita mengerti ini tidak wajib dan tidak mempengaruhi nilai, jadi kalau mau ikut boleh dan enggak ikut juga gak masalah. Tapi sebagai orangtua ingin memberikan yang terbaik buat anak,” bebernya.
Dia menjelaskan, para orangtua siswa banyak yang sepakat untuk tidak mendaftarkan anaknya mengikuti kegiatan PPL yang rencana diselenggarakan 3 Februari 2024 mendatang.