JABAR EKSPRES – Penanganan sampah di Kota Bandung masih menyisakan masalah. Tercatat ada sekira belasan tempat penampungan sampah (TPS) yang overload dan belum optimal.
Selain itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung pun mengaku, pada waktu bersamaaan pihaknya tengah menyoroti masalah sampah yang berceceran di sejumlah ruas jalan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyebutkan, perlu adanya kesadaran masyarakat untuk turut lakukan pengolahan sampah. Dia mengharapkan adanya kebiasan baru warga terkait penanganan masalah tersebut.
BACA JUGA: Warga Diduga Tolak TPSA Cibereum, Pemkot Bandung: Kami Tetap Berupaya dengan Berbagai Konsekuensi
“Di masa kedaruratan ini, masyarakat harus dipaksa bagaimana cara untuk bisa mengelola dan menyelesaikan sampah di hulu,” sebut Ema kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Senin, 13 November 2023.
“Jangan ada yang berkomentar bahwa masyarakat ini dipaksa. Memang harus dipaksa, karena kalau tidak begini mau sampai kapan pun tidak akan berubah,” tambahnya.
Sementara itu, pihaknya terus memasifkan gerakan Kang Empos dan penggunaan Loseda. Dirinya menuturkan bahwa gerakan ini sudah melibatkan 20 persen kepala keluarga di Kota Bandung.
BACA JUGA: Pantau Aktivitas Siswa Cegah Aksi Perundungan, SMPN 1 Rancaekek Bandung Bentuk Korlas dan Pasang CCTV
“Kang Empos merupakan salah satu metode pengolahan sampah organik. Metode ini tidak memerlukan tempat yang luas dan hasil pengolahan dapat dimanfaatkan menjadi media tanam,” tutur Ema.
Lantas dirinya mengingatkan, apabila tak ada perubahan, masalah sampah yang saat ini terjadi di Kota Bandung ibaratnya ‘bom waktu’. Hasil terburuknya adalah bakal terjadi lautan sampah.
“Kalau tidak berubah, artinya sedang menunggu bom waktu akan benar-benar terjadi lautan sampah,” pungkasnya. (zar)