JABAR EKSPRES, BANDUNG– Transformasi digital industri saat ini merupakan isu prioritas di Indonesia. Dalam forum internasional, transformasi digital menjadi salah satu bahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di mana upaya peningkatannya perlu memperhatikan peningkatan potensi ekonomi digital.
Selain itu, Indonesia saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menjadi anggota Organization of Economic Co-Operation and Development (OECD), di mana salah satu syarat untuk bergabung dalam OECD adalah memiliki arah pengembangan industri berupa transisi Industri Hijau dan adopsi teknologi digital untuk mendorong efisiensi energi dan sumber daya lainnya pada sektor industri melalui digitalisasi pada setiap tahapan proses bisnis.
“Di Ditjen IKMA sendiri kami punya program e-Smart IKM yang membantu pelaku IKM untuk memperluas akses pasar melalui pemasaran digital. Kami bekerja sama dengan marketplace ternama seperti Tokopedia, Shopee, BliBli, BukaLapak, dan juga asosiasi e-commerce Indonesia (idEA),” ujar Reni pada pembukaan Workshop Peningkatan Kemampuan Pemasaran Digital bagi IKM Aneka, Kimia, Sandang, dan Kerajinan di Bandung, yang digelar di Hotel Savoy Homann Bandung pada Rabu (8/11).
Baca Juga:Dugaan Kasus Perundungan di Kota Sukabumi, DPRD Ancam Cabut Izin Sekolah Jika Terbukti BersalahJFLS Expo Sosialisasikan Beasiswa untuk Pelajar SMA dan SMK di Kota Cimahi, Berikut Persyaratannya!
Reni menambahkan, Program e-Smart IKM Ditjen IKMA sejalan dengan semangat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang diluncurkan oleh Presiden RI, Joko Widodo.
“Gernas BBI merupakan gerakan bersama antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat untuk mencintai dan membeli produk lokal. Pemasaran digital menjadi keahlian yang harus dikuasai oleh pelaku usaha manapun di era modern ini,” imbuhnya.
