JABAR EKSPRES, BANDUNG- Restoran modern yang terinspirasi oleh budaya makanan cita rasa Asia untuk pengalaman yang tak terlupakan, tiada lain adalah Altero Bistronomie.
Memiliki diferensiasi dari sentuhan uniknya dalam ambience restoran dan mempersembahkan kolaborasi yang akan mencetak rekam jejak khususnya perkembangan dining scene di kota Bandung.
Pada kesempatan ini mempersembahkan kolaborasi bersama The First Lady Pitmaster Indonesia yaitu Vivi Millian, mother founder Riung Rasa Bali, adalah community based restaurant yang sejak 2020 berfokus pada teknik masak asap dengan konsep Indonesia backyard BBQ.
Baca juga: Plataran Bandung: Venue & Dining MICE Terlengkap di Jabar
Rangkaian acara spesial ini berlangsung selama tiga hari, pada 27-29 Oktober 2023. Acara disiapkan oleh Altero Bistronomie dengan keterlibatan dukungan dari Maison De La Sol sepanjang rangkaian acara.
Pada gelaran hari pertama, Jumat, 27 Oktober 2023 berlokasi di Maison De La Sol Jl. Cihampelas No. 36 Bandung diselenggarakan Talkshow & Semi Workshop: 101 Introduction to Smoke and Grill Style membahas teknik khusus dalam proses memasak daging dari pengalaman sepanjang proses perjalanan rekam jejak karier Vivi Millian yang ditemani pleh Head Chef Altero Bistronomie Chef Ilham.
Sekadar informasi, background Vivi Millian sendiri sebenarnya bukan dari dunia F&B loh. Vivi pernah menjadi Assistant Director of Revenue dan sempat juga menjadi Public Relations di beberapa tempat, hingga akhirnya menemukan passion di sini. Kini sosoknya dikenal sebagai Lady Pitmaster di Riung Rasa Bali.
“Hal yang menjadi turning point itu awalnya karena kecemplung. Jadi, awalnya Riung Rasa itu konsepnya Indonesian food, tapi kita punya alat smoker dan sebagainya. Jadi jual smoked beef itu untuk spesial menu. Kebetulan suami aku juga chef, jadi sama-sama belajar lah. Kebetulan turning pointnya itu sih. Ternyata aku menemukan kepuasan sendiri buat ngerjain ini,” cerita Vivi.
Vivi mengaku ketika sedang mengerjakan rolenya di Riung Rasa, ia merasa kalau passionnya memang di situ.
“Jujur, ketika pertama kali ngerjain ini orang-orang tuh meremehkan, karena memang bukan pekerjaan yang gampang dan bukan buat semua orang. Pekerjaannya bisa menghabiskan waktu belasan jam di depan api dan menjaga api,” jelasnya.