JABAR EKSPRES- Bani Israil adalah suatu kelompok yang dicatat dalam Alquran, dan karakter bani israil serta sejarah mereka dapat ditelusuri sejak zaman Nabi Yaqub AS.
Nama Israil sendiri memiliki makna yang agung, karena merupakan gelar untuk seorang nabiyullah. Konon, ayah dari Nabi Yusuf AS disebut Israil karena ia adalah seorang hamba Allah yang taat. Dalam bahasa Ibrani, “hamba” disebut “israa”, dan Tuhan disebut “Iil”.
Dalam Alquran, kita diajak mengenang kisah Nabi Yusuf yang dihadapi cobaan oleh saudara-saudaranya. Setelah melewati berbagai ujian, putra tercinta Nabi Yaqub AS itu akhirnya menduduki posisi penting di Mesir. Bahkan, ia berkesempatan bertemu kembali dengan ayahnya dan memaafkan saudara-saudaranya yang telah berbuat zalim terhadapnya.
Waktu berlalu, Bani Israil mengalami pengusiran di Mesir. Mereka bahkan dijadikan budak oleh penguasa setempat yang bergelar firaun. Allah SWT kemudian mengutus Nabi Musa untuk meneguhkan tauhid dan membebaskan Bani Israil dari penindasan Firaun.
BACA JUGA : Inilah Wanita Paling Cerdas yang Disebut Oleh Rasulullah
Dalam narasi Bani Israil dan Nabi Musa, Alquran mengungkapkan sifat-sifat khas mereka. Diceritakan bahwa umat Nabi Musa cenderung enggan bersyukur, meskipun Allah memberikan berbagai nikmat dan perlindungan. Sebaliknya, sebagian dari mereka bahkan membangkang terhadap perintah Allah dan Rasul-Nya.
Situasi mencapai puncaknya saat mereka meminta untuk membuat patung sapi yang akan disembah. Mereka ternyata sulit melepaskan kebiasaan paganisme Mesir. Saat Nabi Musa berada di Thur Sina selama 40 hari dalam munajatnya, kaumnya yang durhaka justru menggelar pesta dan menyembah patung anak sapi yang dibuat oleh Samiri.
Perbuatan berhala merupakan dosa besar, namun tampaknya hal ini tidak memberi pelajaran pada mereka. Muncul satu sifat lain dari Bani Israil, yaitu lupa diri.
Suatu kali, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk membawa kaumnya menuju Baitul Makdis (Palestina). Palestina saat itu dikuasai oleh bangsa yang kuat namun musyrik. Namun, Bani Israil menunjukkan sifat buruk mereka dengan membangkang, bukannya taat.
Jawaban Bani Israil terhadap ajakan Nabi Musa tercatat dalam surah Al-Maidah ayat 24. Mereka mengatakan, “Wahai Musa, kami tidak akan masuk sampai mereka pergi dari sana. Oleh karena itu, pergilah bersama Tuhanmu dan berdua berperang, kami akan menunggu di sini.”