JABAR EKSPRES – Hamas telah membebaskan dua sandera wanita tua Israel yang disandera di Gaza, sebagai Amerika Serikat (AS) menyatakan keprihatinannya terhadap eskalasi konflik yang mungkin memicu serangan terhadap pasukan AS.
Jumlah korban tewas di Gaza terus meningkat ketika Israel melakukan serangan udara untuk persiapan serangan darat. AS menganjurkan Israel untuk menunda invasi dan memberikan waktu untuk negosiasi pembebasan sandera yang masih ditawan oleh Hamas.
Sebuah konvoi bantuan dari Mesir telah memasuki Gaza, yang menderita kekurangan makanan, air, dan obat-obatan karena perbatasan dengan Israel yang ditutup. PBB memperingatkan bahwa distribusi bantuan akan terhenti jika bahan bakar truk tidak dapat diisi ulang. Rumah sakit yang dipenuhi dengan korban luka terus berjuang untuk menjaga peralatan medis tetap berfungsi dan inkubator untuk bayi prematur.
Dua wanita tua yang dibebaskan oleh Hamas yaitu Yocheved Lifshitz (85 tahun) dan Nurit Cooper (79 tahun). Suami mereka yang berusia 83 dan 84 tahun belum dibebaskan. Hamas tidak menerima imbalan apapun atas pembebasan kedua sandera tersebut. Hamas dan kelompok militan lainnya diduga menyandera sekitar 220 orang.
Hamas merilis video yang menunjukkan serah terima kedua sandera tersebut, sementara Shin Bet, dinas keamanan internal Israel, merilis rekaman tahanan dari serangan Hamas yang mengungkapkan instruksi untuk membunuh dan menculik orang-orang. Kedua video tersebut berusaha membentuk narasi perang yang berbeda.
Baca Juga: Bacaan Doa Qunut Nazilah untuk Memohon Perlindungan Palestina
AS telah memperingatkan Hizbullah dan kelompok-kelompok lain untuk tidak ikut serta bertempur. AS juga tengah melakukan pembicaraan dengan Israel tentang potensi eskalasi lebih lanjut. AS menganjurkan Israel untuk menunda serangan darat agar lebih banyak waktu untuk bekerja dengan mediator regional dalam pembebasan lebih banyak sandera.
Dalam situasi ini, perhatian internasional semakin tertuju pada konflik antara Israel dan Hamas di Gaza. Eskalasi konflik ini meningkatkan kekhawatiran akan serangan terhadap pasukan AS dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Pasukan Israel telah dikerahkan di perbatasan Gaza dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant telah memerintahkan pasukan tersebut untuk mempersiapkan serangan yang akan datang. Serangan tersebut akan melibatkan kombinasi serangan udara, darat, dan laut. Namun, tidak ada kerangka waktu yang diberikan.