JABAR EKSPRES – Angka kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Bandung, per tahun ini masih tinggi. Bahkan berada di posisi kedua dalam urusan pelaporan kasus kekerasan se-Jawa Barat (Jabar).
Berdasarkan data yang dihimpun Jabar Ekspres dari laman Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA), pada Senin (23/10), per tahun 2023 ada sebanyak 128 jumlah kasus.
Kota Bandung berada di posisi kedua. Di bawah Kabupaten Bekasi yang memuncaki peringkat pertama dengan 173 laporan kasus. Begitupun berdasarkan waktu kejadian, Kota Bandung (81 kasus) masih berada di bawah Kabupaten Bekasi (140).
Baca Juga:KBB Diguyur Hujan, Kebakaran TPA Sarimukti MeredaKPU Kota Cimahi Pastikan Keamanan Persiapan Logistik Pemilu 2024
Dirinya menuturkan, ada sejumlah antisipasi yang sebetulnya bisa dilakukan. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bisa dengan cara meningkatkan kewirausahaan.
Kemudian menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak, menekan angka pekerja anak, mencegah perkawinan anak, serta meningkatkan peran ibu dan keluarga dalam pengasuhan anak.
‘Kemudian dari unsur pendidikan, kami mengutamakan juga nanti para guru BK, para kepala sekolah,” tuturnya.
“Dan juga pengurus OSIS dari sekolah untuk penguatan sosialisasi dan edukasi pencegahan kekerasan ini dilakukan secara sistematis,” tambah Uum.
“Di samping juga ada model tematik nanti berkaitan dengan literasi keuangan dan kewirausahaan. Dengan harapan jangka panjang, sekolah perlindungan ini akan menekan kasus kekerasan yang terjadi di Kota Bandung,” jelas Uum.
