JABAR EKSPRES – Prima Yusi Sari terpilih sebagai ketua IAI atau Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat Periode 2023-2027. Dosen akuntansi Universitas Padjajaran (Unpad) itu terpilih secara aklamasi.
Gemuruh tepuk tangan pun sambut lahirnya pemimpin baru. Sorak sorai pun membahana saat ketua terpilih melangkah maju untuk memberikan sambutan pertamanya.
Keguyuban pun nampak disemua para peserta sidang yang mengikuti Rapat Anggota IAI Jabar. Usainya, saling bersalaman dan mengucapkan selamat kepada ketua terpilih. Tak lupa, mengabadikan momen dengan foto bersama.
Saat ditemui, Prima Yusi Sari mengatakan ada beberapa hal yang perlu dibenahi di IAI Jabar. Pertama, peran organisasi yang masih kurang dirasakan oleh masyarakat. Kedua, merubah stigma masyarakat terhadap akuntan.
“Jadi kita masih merasa peran serta IAI yang kurang harus lebih digalakan,” kata Prima di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Widyatama, Kota Bandung, Jum’at 21 Oktober 2023.
“Selama ini kayanya kalau ada permasalahan belum tahu siapa yang bisa membantu lantaran peran IAI belum dirasakan oleh masyarakat,” imbuhnya.
Prima pun bertekad dibawah kepemimpinannya akan berfokus pada dua hal. Pertama penguatan tata kelola organisasi. Kedua, remacik program yang dapat memberitakan manfaat kepada masyarakat. Dengan tujuan, kehadiran IAI Jabar dapat dirasakan.
“Seluruh program kerja didasarkan pada manfaat dulu karena dengan manfaat bisa menjawab semua tantangan dan kelemahan yang ada,” ucap dia.
Sementara itu, ketua IAI Jabar periode 2019-2023 Edi Jaenudin menitipkan tiga pesan kepada ketua terpilih. Pertama, berkolaborasi dengan media. Kedua, memberikan manfaat kepada masyarakat, dan ketiga perkuat organisasi.
“Berkolabirasi erat dengan media, supaya apa yang kita lakukan dampaknya lebih luas. Selama ini merasa bahwa terlayani dengan baik. Padahal stakholder yang terlayani organisasi profesi adalah masyarakat luas,” kata dia.
Menurutnya, memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat penting untuk dilakukan IAI Jabar. Tujuannya, agar organisasi profesi ini bisa tumbuh dan berkembang.
Dia mencontohkan, edukasi lembaga keagamaan supaya lebih akuntabel, itu tidak semudah yang bayangkan bisa masuk, harus bertahap tadinya pengelolaan sebagai tata kelola bagus padahal mengelola dana pubkik juga merasa terganggu.