JABAR EKSPRES – Upaya pengendalian angka stunting terus dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga di level desa.
Pasalnya, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Terkait hal itu, di wilayah Desa Cikuya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung terus berupaya menekan angka stunting, meski sampai saat ini masih terdapat timbulan.
Kepala Desa (Kades) Cikuya Dadan Suganda mengatakan, melalui data yang dicatat per Agustus 2023, terdapat sebanyak 52 angka stunting di wilayahnya.
“Data selalu diupdate, untuk rekapannya itu di Februari dan Agustus. Data yang 52 itu terbaru di 2023,” kata Dadan kepada Jabar Ekspres, Kamis (19/10).
BACA JUGA: Tahun Ini Target Stunting 18 Persen, Camat Rancaekek Minta Para Kades Punya Upaya Konkret
Dia menilai, sejauh ini pihak Desa Cikuya melalui para Kader melakukan program yang sudah bergulir, salah satunya pemberian makanan bergizi.
“Para Kader selalu mendata ke lapangan, setiap kegiatan Posyandu juga itu ada pemberian asupan bergizi seperti susu, ikan sampai vitamin,” ujar Dadan
Dia menyampaikan, meski dari data terbaru masih terdapat timbulan angka stunting, namun jumlah tersebut mengalami penurunan dari pendataan sebelumnya.
“Angka stunting alhamdulillah turun. Kalau yang data Februari 2023, angka stunting di Desa Cikuya itu jumlahnya 57, di Agustus 2023 jadi 52,” tukas Dadan.
Diketahui, stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak-anak seusianya.
Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak. Adapun penyebab utama dari stunting, yakni kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Sementara itu, salah seorang Kader PKK Desa Cikuya Pokja 4 Bidang Kesehatan Yuli Yuliawati, mengaku pihaknya telah melaksanakan sejumlah upaya untuk menekan angka stunting.
BACA JUGA: Tindak Lanjut Intruksi Wali Kota, Kecamatan Arcamanik Mulai Kelola Sampah di Lingkup Perkantoran
“Kita ada kelas Ibu Hamil setiap bulan, kemudian ada kelas PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) lalu ada juga kelas KP-ASI (Kelompok Peduli Air Susu Ibu),” imbuhnya.