JABAR EKSPRES – Setelah membunuh RA (54) tetangga dekatnya, JJA (45) mengaku khilaf karena kesal baru bangun tidur. Dia mengaku emosi karena baru bangun tidur dan terlibat cekcok dengan korban. Pemicu kekesalan pelaku hanya karena nasi uduk dan salak yang dititip dibelikan tidak sampai ke JJA.
Menurut pengakuan JJA, saat sebelum kejadian, JJA meminta anaknya untuk membeli nasi uduk dan salak. Anaknya pergi beli nasi uduk dan salak ditemani oleh keponakan korban. Namun, pelaku pun tidur dan baru bangun malam hari. Kemudian pelaku menanyakan keberadaan anaknya pada korban namun korban mengatakan kalau anaknya masih membeli mangga.
“Saya keluar menanyakan ke korban sebetulnya pada ke mana sih (anak-anak). Beli mangga, kata si korban. Terus saya bilang ‘ah lu sih bohongin gua mulu orang anak sampai jam segini belum pulang’,” katanya menceritakan.
Setelah itu, tidak lama kemudian keponakan korban pulang dan dia menanyakan anaknya. Keponakan korban mengaku tidak tahu kemana anak pelaku berada.
Pelaku pun kemudian pulang dan melihat anaknya sudah di rumah. Pelaku langsung bertanya pada anaknya. Anak pelaku mengaku nongkrong di depan bersama keponakan korban.
“Saya tanya nasi uduk sama salaknya mana? (katanya) habis diminta, terus aku (anak pelaku) diludahin sama temennya Ican (keponakan korban). Saya saya tarik kerah anak saya masuk ke dalam rumah korban. Saya bilang tuh anak gua jujur, lu jujur Can. Lu jadinya cocok ya sudah,” dia menceritakan.
JJA mengaku tidak berniat mencekik keponakan RA, tetapi hanya ingin menarik saja. Tetapi RA dan ayah saksi tidak terima karena saksi akan ditarik pelaku. Kemudian RA pun dicekik oleh JJA.
“Lalu Saya cekik sambil dia ngomong ’nih pukul nih pukul nih’. Terus saya bilang ‘ah lu kalau nggak ada hukum gua pukul’,” tambah tersangka.
JJA kemudian keluar dari rumah korban. Dia mendengar korban menelepon adiknya untuk meminta pengobatan karena korban memang memiliki riwayat penyakit.
“Saya saranin lagi terus saya bilang makanya bang kalau lagi sakit jangan ikut emosi, lalu yang di dalam telepon itu emosi. Lalu kata korban kasih isyarat dan sudah itu urut aja belakangnya,” ungkapnya.