JABAR EKSPRES – Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menyuarakan sikapnya terkait serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober lalu, yang kemudian memicu peperangan di Jalur Gaza. Dalam percakapan telepon dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro pada hari Minggu (15/10), Abbas menegaskan bahwa aksi Hamas tersebut tidak mewakili rakyat Palestina.
Abbas menekankan bahwa kebijakan dan tindakan Hamas tidak mencerminkan kehendak rakyat Palestina. Menurutnya, satu-satunya yang mewakili rakyat Palestina adalah kebijakan, program, dan keputusan dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Pernyataan ini disampaikan dalam percakapan telepon dan dikutip oleh kantor berita resmi Palestina, WAFA.
Selain mengecam aksi Hamas, Abbas juga mengajukan seruan untuk menghentikan serangan yang dapat mengakibatkan korban sipil lebih banyak lagi. Ia juga mendesak Hamas untuk membebaskan sekitar 150 tawanan yang ditahan oleh kelompok tersebut di Israel.
Baca Juga:Perang Yom Kippur dan Skandal Serangan Hamas, Apa yang Sebenarnya Terjadi?Wow, 3 Kuliner Malam yang Menjadi Tren di Lengkong Kecil Bandung di Tahun 2023! No 3 Terbaik Sih
Sementara itu, militer Israel melaporkan peningkatan jumlah korban tewas dari pihak mereka menjadi 1.400 orang pada hari Minggu, dengan 3.418 orang lainnya terluka.
Abbas juga menyampaikan bahwa warga Palestina di Gaza saat ini menghadapi ancaman kehabisan pasokan medis, air, listrik, dan bahan bakar akibat blokade yang diberlakukan oleh Israel. Ia mengecam kebijakan pengusiran warga Palestina dari Gaza yang dianggapnya sebagai “bencana kedua bagi rakyat Palestina.”
Dalam pembicaraan telepon dengan Presiden AS Joe Biden pada Sabtu (14/10), Abbas menegaskan bahwa perdamaian dan keamanan di kawasan tersebut hanya dapat dicapai melalui penerapan solusi dua negara berdasarkan resolusi internasional yang sah. Abbas mendesak untuk menghentikan semua serangan dan menghormati hukum kemanusiaan internasional terkait dengan kejadian di Jalur Gaza.