JABAREKSPRES – Nikmatnya gorengan hangat, tentu membuat siapapun tertarik. Tapi, dislipidemia akan ‘menghantui’ kalau makan gorengan berlebihan.
Efek samping terlalu banyak makan gorengan dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Melansir halodoc.com, dislipidemia adalah kondisi lipid (lemak) abnormal dalam tubuh
Kadar Liproprotein Densitas Rendah (LDL) atau trigliserida terlampau tinggi. Atau kadar Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL) terlalu rendah.
BACA JUGA : Jajanan Anak SD Berbahaya, Semarang Rekrut Detektif Pangan Cilik
Dislipidemia tidak memiliki gejala signifikan.
Namun, kita bisa mendeteksi dengan memperhatikan rutinitas harian. Misalnya, makan gorengan dengan minyak berlebih.
Lakukan pemeriksaan lebih lanjut melalui cek lab kadar lipid (lemak) dalam tubuh.
Mengecek kadar kolesterol total, kolestrerol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida.
Terdapat 4 informasi yang menjadi acuan kadar lipid yang baik:
- Kolesterol total < 200 mg/dl
- Kolesterol ldl ,< 100 mg/dl
- Kolesterol hdl ≥ 60 mg/dl
- Trigliserida < 150 mg/dl
Penyebab dislipidemia dibagi menjadi 2, yaitu dislipidemia primer dan sekunder.
Faktor genetik menyebabkan dislipidemia primer.
Sedangkan gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan dislipidemia sekunder.
Orang indonesia untuk makan gorengan sangat membahayakan bagi tubuh.
Gaya hidup atau kondisi medis yang mempengaruhi kadar lipid dalam tubuh seperti :
- Obesitas
- Makan alkohol secara berlebih
- Diabetes
- Hipotiroidisme
- Makan makanan yang mengandung lemak secara berlebihan. Seperti makan gorengan.
Jurnal Nutrire Diatita menyarankan batasi makan asupan lemak yang baik sekitar 20-25% dari kebutuhan energi per harinya atau 5 sendok perhari.