Update Perang Hamas-Israel: 413 Orang Meninggal Termasuk 78 Anak Palestina Menjadi Korban

JABAR EKSPRES – Konflik sengit antara Palestina dan Israel semakin memakan banyak korban jiwa sejak pecah pada Sabtu (7/10), dengan Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan jumlah korban mencapai 413, termasuk 78 anak-anak, dan 2.300 lainnya mengalami luka-luka, seperti yang dilansir dari berbagai sumber

Sementara itu, laporan dari AFP mencatat bahwa lebih dari 600 warga Israel tewas dalam konflik ini, sementara sedikitnya 100 orang disandera oleh kelompok Hamas. Pemerintah Israel secara resmi mengonfirmasi penculikan dan penyanderaan warga sipil dan tentaranya oleh Hamas di Jalur Gaza.

Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengakui bahwa sejumlah warga dan tentara dibawa ke Jalur Gaza, sementara beberapa tentara Israel tewas dalam pertempuran. Namun, rincian jumlah sandera dan korban jiwa tidak diungkapkan oleh Hagari pada saat itu.

Pasca-serangan dari pasukan militan Hamas, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah untuk melakukan “balas dendam yang besar.” Deklarasi perang Israel, sebagaimana dilaporkan oleh CNN, merujuk pada Pasal 40 UU Dasar Israel, mengingat Israel tidak memiliki konstitusi tertulis, namun memiliki 13 Undang-Undang Dasar yang berfungsi serupa.

Baca Juga: Israel Salahkan Iran Atas Serangan Hamas yang Korbankan Ratusan Warga Sipil

Pejabat tinggi angkatan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas wilayah Palestina menggambarkan bahwa Hamas telah “membuka gerbang neraka” dengan serangan tersebut.

Dampak konflik ini juga terasa di sektor transportasi, dengan sejumlah maskapai besar seperti American Airlines, Air France, Lufthansa, Emirates, hingga Ryanair, menghentikan penerbangan ke Tel Aviv. Meskipun begitu, maskapai Israel, El Al, tetap beroperasi dengan keberangkatan hanya dari Terminal 3 di Bandara Ben Gurion.

Selain itu, sebagai respons terhadap serangan mendadak dari Hamas, Israel menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza. Instruksi ini dikeluarkan oleh pemerintah Israel kepada perusahaan listrik milik negaranya, menambah ketegangan dalam konflik yang semakin meruncing.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan