JABAR EKSPRES – Peluang Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden (Cawapres) di kalangan elite memudar. Hal itu diungkapkan Pengamat Politik Universitas Padjajaran (Unpad) Firman Manan, Senin (9/10).
Firman menguraikan, peluang pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu untuk dipilih sebagai Bacawapres baik Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sangat kecil. Hal itu juga pengaruh pergerakan partai politik dalam menjalin koalisi saat ini.
BACA JUGA: Kaesang Akan Tindak Tegas Anggota PSI yang Tidak Bekerja Sungguh-Sungguh, Sindir Anggota Dewan yang Main Slot
Diketahui bahwa Ridwan Kamil kini adalah kader Partai Golkar. Sementara partai yang dipimpin Airlangga Hartarto itu telah merapat di Koalisi Indonesia Maju (KIM). “Di KIM yang mendukung Pak Prabowo Kalau di level elit memang nama Kang Emil itu menjadi semakin memudar sebetulnya,” jelasnya.
Menurut Firman, sejauh ini figur Prabowo Subianto juga masih unggul di Jabar. Artinya Prabowo cenderung mencari pasangan yang akan mendongkrak suara di luar Jabar. “Soal kontribusi elektoral, Pak Prabowo masih unggul di Jabar. Sehingga figur Kang Emil itu menjadi kurang signifikan. Yang dicari adalah figur yang bisa memberikan kontribusi elektoral di wilayah di mana Pak Prabowo itu kurang kuat ,” cetusnya.
Namun menurut Firman, penentuan bacawapres ini tetap menarik untuk diikuti. Politik cukup dinamis dan tidak jarang penetapan cawapres ditentukan di akhir – akhir pendaftaran. “Cawapres ini juga bisa diumumkan last minute, kan masih sangat mungkin berubah,” tandasnya.
Sosok Kang Emil kerap mencuat sebagai bacawapres karena memang kerap jadi juara dalam berbagai survei politik. Misalnya terbaru survei dari Indikator Politik periode 25 Agustus – 3 September. Nama Kang Emil ada di puncak survei dengan elektabilitas 16,6 persen sebagai cawapres. Kemudian disusul nama Erick Thohir 13,9 persen dan Sandi Uno 11,3 persen.
BACA JUGA: Gagal Sapa Warga Banjar, Ganjar Pranowo Titip Pesan Sebelum ke Ciamis
Lalu hasil survei Litbang Kompas pada 27 Juli-7 Agustus lalu juga menempatkan Kang Emil di posisi puncak. Ia memimpin peta elektabilitas dengan angka 8,4 persen.