JABAR EKSPRES – Inovasi yang dihasilkan Irka Pramukani, mahasiswi STIKes Dharma Husada Bandung ini patut diacungi jempol. Ia menghadirkan tempat tidur bersalin yang dilengkapi dengan pijat oksitosin.
Perempuan asal Karawang itu menguraikan, pijat oksitosin terkadang cukup dibutuhkan ibu hamil (bumil) saat proses persalinan. Hal itu untuk membantu rangsang kontraksi dan memperlancar persalinan.
BACA JUGA: Ruang Publik Mata Air Cikendi Kurang Terawat
Tetapi tenaga kesehatan (nakes) yang menangani persalinan terbatas dan perlu fokus pada tindakan medis. Sehingga kesulitan jika harus turun tangan memberikan pijat oksitosin. “Nakes kan perlu fokus juga pada tindakan medisnya,” katanya kepada Jabar Ekspres di Webinar Nasional Transformasi Digital dalam Pelayanan Kebidanan di Bandung, Sabtu (7/10) itu.
Irka melanjutkan, atas dasar itulah ia kemudian berusaha menciptakan tempat tidur bersalin yang dilengkapi pijat oksitosin itu. “Butuh waktu 3 bulan untuk menenukan ide dan menciptakannya,” tuturnya.
Cara kerja inovasi itu, bumil hanya tidur dan berbaring di tempat tidur yang telah dirancang khusus itu. Di bagian punggung tempat tidur itu telah dipasang alat yang bisa otomatis memberikan treatment pijat oksitosin. Kecepatannya juga bisa diatur sesuai keinginan.
Tempat tidur itu juga bisa sebagai sarana untuk langsung penindakan proses persalinan. Karena sudah dilapisi kain yang aman dari berbagai cairan. Sehingga bumil tidak perlu pindah bed atau tempat tidur lagi.
Menurut Irka, pijat oksitosin sebenarnya juga bisa membantu untuk merilekskan bumil. “Misal bumil stres duluan karena kontraksinya tidak nambah – nambah,” cetusnya.
BACA JUGA: Menengok Mata Air Cikendi, Tak Surut di Musim Kemarau
Inovasi itu juga telah memiliki hak paten. Sehingga siap untuk diproduksi masal.
Tempat tidur bersalin itu adalah satu dari sejumlah inovasi yang dihasilkan para mahasiswa kebidanan STIKes Dharma Husada Bandung. Inovasi lain yang juga diciptakan mahasiswa di antaranya, celana dalam Cidita untuk membantu menurunkan rasa sakit ibu bersalin setelah operasi sesar.
Sementara itu, Ketua STIKes Dharma Husada Bandung Suryani menambahkan, penggunaan teknologi dalam pelayanan kebidanan mutlak untuk dilakukan. Karena itulah STIKes juga terus mendorong para mahasiswa untuk terus menciptakan inovasi. “Layanan kesehatan atau kebidanan mutlak mengikuti perkembangan teknologi,” cetusnya dalam webinar yang diikuti sekitar 1000 peserta secara langsung dan virtual itu. (son)