JABAR EKSPRES – Beberapa individu menjadi korban dalam sebuah insiden penembakan yang terjadi di Morgan State University, menurut pernyataan resmi dari Kepolisian Baltimore, Amerika Serikat.
Kejadian tersebut terjadi pada malam Selasa, dengan para petugas polisi segera merespons “situasi penembak aktif” di kampus universitas yang memiliki sejarah panjang sebagai universitas kulit hitam.
Alamat yang diberikan untuk insiden penembakan tersebut tampaknya merujuk kepada sebuah bangunan tempat tinggal.
Menurut juru bicara kepolisian, Vernon Davis, setidaknya empat orang telah terluka akibat penembakan tersebut, meskipun kondisi mereka belum dapat dipastikan secara langsung.
BACA JUGA: Amerika Serikat Ketar-Ketir Karena Ada Potensi Kolaborasi Rusia-Iran di Timur Tengah
Amanda Krotki, juru bicara polisi lainnya, menyatakan bahwa ada “banyak korban” yang terlibat.
Anggota Dewan Kota, Odette Ramos, mengumumkan bahwa para siswa dan staf kampus telah diperintahkan untuk berlindung di tempat yang aman.
Morgan State University, dengan lebih dari 9.000 siswa yang terdaftar pada akhir tahun 2022, melaporkan pertumbuhan jumlah mahasiswa yang terus berlanjut.
Polisi meminta semua orang untuk tetap berada di dalam dan menjauhi area kejadian, sambil terus bekerja dalam penanganan situasi ini.
BACA JUGA: Gagalnya Negara-Negara Maju dalam Menangani Kerusakan Iklim Sehingga Membahayakan Negara Kepulauan
“Kami meminta semua orang untuk berlindung di tempat dan menghindari area tersebut,” kata polisi di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Situs web universitas juga mengeluarkan peringatan kepada mahasiswa dan staf, menjelaskan bahwa ada “situasi darurat yang sedang berlangsung”.
Pihak kampus juga menganjurkan agar semua orang tetap berada di dalam ruangan serta mengunci pintu mereka.
Hingga pukul 10:52 WIB pada hari Rabu, 4 Oktober 2023, belum ada rincian lebih lanjut yang tersedia mengenai perkembangan insiden penembakan ini.
AS telah melampaui 400 penembakan massal pada tahun 2023, menyiapkan panggung untuk tahun yang memecahkan rekor dalam kekerasan senjata api tanpa undang-undang senjata api federal yang signifikan.