JABAR EKSPRES – Pemilihan umum serentak menyoal pemilihan presiden, kepala daerah, dan legislatif pusat serta daerah, pertama kalinya bakal digelar pemerintah Indonesia, pada tahun 2024 nanti.
Lantas dengan ‘pesta rakyat’ serentak itu, mencegah disinformasi dan diskriminasi terhadap kelompok rentan yang sering dimanfaatkan sebagai sasaran kampanye politik, tak ubahnya jadi tantangan besar.
Terlebih, pemilu merupakan momen penting dalam sistem demokrasi Indonesia. Pemilihan umum Presiden, Legislatif, dan Pemilihan Kepala Daerah telah menjadi bagian dari tatanan kehidupan politik nasional yang dilaksanakan secara berkala sejak pertama kali dilakukan pada tahun 1999.
BACA JUGA: Kasus Jantung Koroner di Jabar Tinggi, Ketua Yayasan Jantung Indonesia: Patut Jadi Perhatian!
Dalam perkembangannya, setiap periode pemilihan umum memiliki sistem, tahapan, serta peraturan yang berbeda dengan periode-periode sebelumnya.
Pasalnya, beberapa tahun terakhir, masyarakat Indonesia telah mengalami gelombang mis/disinformasi digital yang semakin menjamur melalui platform media sosial.
Padahal informasi yang beredar selama masa kampanye dapat digunakan untuk mengkomunikasikan karya kandidat baik pada pimpinan pusat maupun daerah.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tantangan sekaligus peluang untuk mendapatkan komitmen calon, terutama kepala daerah, untuk memiliki kebijakan berbasis masyarakat.
Untuk mengatasi hal tersebut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung menggelar Training Cek Fakta Jurnalis untuk Verifikasi dan Pemeriksaan Fakta Terkait Pemilu Daerah dan Kelompok Minoritas.
Pelatihan ini diikuti oleh 20 jurnalis. Mereka berasal dari berbagai media di Bandung, Garut, dan Pangandaran. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 30 September – 1 Oktober 2023 di Hotel Grand Tebu, Jalan LLRE Martadinata 207, Kota Bandung.
Melalui pelatihan ini, kemampuan jurnalis terkait dengan pengecekan fakta yang akan berguna untuk melakukan pemantauan bakal calon kepala daerah (gubernur) selama periode kampanye pemilu 2024 bisa meningkat.
Hadir sebagai trainer ialah Heru Margianto dan Adi Marsiela selaku Pemeriksa Fakta Tersertifikasi Google News Initiative. Turut bergabung sebagai narasumber tamu Yohanes Irmawandi dari Jaringan Kerja Antar Umat Beragama (Jakatarub) dan Ketua AJI Bandung sekaligus Pemimpin Redaksi Bandung Bergerak Tri Joko Her Riadi.