JABAR EKSPRES – Kebakaran hingga penyusutan air terjadi di kawasan hutan Perhutani Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Hal itu terjadi akibat musim kemarau panjang dampak dari El Nino.
Badan Kesatuan Pengelolaan Hutan (BPKH) Lembang mencarat, sejak Juli hingga September sebanyak 330 meter persegi lahan terbakar di tiga titik kawasan Perhutani Lembang. Sementara untuk debit air di kawasan perhutani Lembang mengalami penyusutan hingga 30 persen.
BACA JUGA: Satu Keluarga Terdampak Asap Tebal Kebakaran TPA Kopiluhur Cirebon, Warga: Mau Ngadu, Ngadu Kemana?
“Tiga titik itu ada di Cisarua, Cikole, dan Lembang. Dari ketiga titik itu ada delapan petak yang posisinya memang rawan kebakaran. Selain kebakaran, tujuh titik sumber mata air besar pun mengalami penurunan cukup drastis akibat kemarau panjang,” kata Asisten Perhutani (Asper) KBKPH Lembang pada KPH Perhutani Bandung Utara, Herry Rochmatul, Minggu, 1 Oktober 2023.
Ia mengatakan, untuk kasus kebakaran, dari tiga titik itu, wilayah Cisarua yang paling besar dengan luasan 200 meter persegi. Sementara wilayah Cikole 70 meter persegi, dan wilayah Lembang 60 meter persegi. Ketiga lahan tersebut merupakan lahan garapan.
“Lokasi lahan garapan memang rawan terjadi kebakaran. Untuk mencegah terjadinya kebakaran selama musim kemarau ini, kami secara rutin melakukan kegiatan sosialisasi, memberikan imbauan, edukasi, serta memasang plang larangan untuk menekan terjadinya potensi kebakaran,” imbuhnya.
Sementara untuk kasus penyusutan air, kata Herry, pihaknya telah mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan upaya penertiban penggunaan sumber air, upaya perbaikan pada hulu atau sumber mata air.
Selain itu, BKPH Lembang pun sudah melakukan konsolidasi dengan LMDH Jayagiri Lembang dan LMDH Giri Makmur Cikole untuk pembentukan Koperasi Pengurus Air Bersih.
“Keseluruhan luasan sumber mata air itu ada sekitar 4.000 hektar, terdiri dari 7 sumber mata air besar, dan 20 sumber mata air kecil. Dari total itu, ada 8 sumber air yang dikerjasamakan dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM),” katanya.
“Akan tetapi untuk kebutuhan masyarakat dan lainnya kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat. Itu kita lakukan agar kebutuhan air bagi masyarakat terjaga,” tambahnya.