Dampak Kemarau Disertai El Nino Makin Meluas, 2 Ribu Hektare Lahan di Kabupaten Bandung Terancam Gagal Panen

Berdasarkan pengamatan di wilayah Samudera Pasifik area Nino 3,4, BMKG serta beberapa badan meteorologi dunia memprediksi, potensi lebih dari 60 persen terjadi badai El Nino.

Toni menjelaskan, untuk sektor pertanian yang mengalami dampak cukup luas di wilayah Kabupaten Bandung, terjadi di daerah Kecamatan Rancaekek dan Solokanjeruk.

“Data dari dinas ini yang paling banyak luas lahan terdampak ada di Rancaekek sekitar 647 hektare dan Solokanjeruk 217 hektare itu potensi rawan kekeringan,” tukasnya.

Sementara itu, Camat Rancaekek, Diar Gusdinar sempat mengakui, di wilayahnya lebih dari 255 hektare lahan pertanian di 14 desa kini mulai mengalami dampak akibat kemarau.

“Lebih dari 255 hektare lahan pertanian di Kecamatan kini terancam kekeringan. Kita terus berkoordinasi dengan Bu Nuryulia, Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah Rancaekek,” ujarnya.

Diar menyampaikan, upaya yang dilakukan yakni dengan terus melakukan pemantauan ke lapangan secara intens, guna bisa mengecek dan menyelamatkan lahan yang terancam gagal panen.

“Pompanisasi oleh para petani untuk menyedot air sungai yang dialirkan ke lahan pertanian terus dilakukan untuk menyelamatkan tanaman padi,” ucapnya.

Diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat (BPBD Jabar) mencatat, ada sedikitnya 268 desa di 16 kabupaten/kota yang mengalami kekeringan, akibat dampak dari musim kemarau 2023 ini.

BACA JUGA: Dampak Kekeringan, 108 Hektare Tanaman Padi di Tiga Kecamatan di Ciamis Jawa Barat Gagal Panen

Berdasarkan data yang diberikan BPBD Jabar per 1 Januari hingga 12 September 2023 kemarin, wilayah terbesar dari dampak kekeringan tersebut, yakni berada di wilayah Kabupaten Bogor dengan jumlah total sekitar 115 desa dan 65.054 Kepala Keluarga (KK) mengalami krisis air bersih.

Sementara melansir dari BMKG, diterangkan bahwa musim kemarau tahun ini dirasa cukup panjang, khususnya di Jabar akan terus terjadi hingga bulan November 2023 mendatang.

Diar mengungkapkan, akibat kemarau yang cukup panjang ini, data dari BPP wilayah Rancaekek, seluas 255 hektare lahan berpotensi gagal panen sebab kini terancam kekeringan, situasinya masih bisa diselamatkan.

Lahan yang terdampak akibat kemarau itu diketahui, berhasil diselamatkan dengan pompanisasi. Tercatar 28 hektare lahan pertanian kekeringan berat, 10 hektare sedang dan 44 hektare kekeringan ringan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan