JABAR EKSPRES- Menteri Pariwisata Israel, Haim Katz, melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk menghadiri konferensi PBB pada Selasa (26/9/2023). Ini merupakan kunjungan publik pertama dari anggota kabinet Israel ke Saudi yang diketahui secara umum.
Menurut pernyataan dari kantor Kementerian Pariwisata Israel, Katz menyatakan bahwa pariwisata memiliki potensi untuk menjadi jembatan antar negara dan dapat memajukan kerjasama yang akan menyatukan hati serta mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kunjungan Katz ke Riyadh berlangsung selama dua hari dan terjadi di tengah upaya Saudi untuk mempertimbangkan normalisasi hubungan dengan Israel melalui perantaraan Amerika Serikat. Katz memimpin delegasi sebagai bagian dari acara Organisasi Pariwisata Dunia PBB.
BACA JUGA : Rusia Kemungkinan Akan Ikut Larang Impor Produk Laut Jepang
Pemerintah Saudi belum mengonfirmasi kunjungan ini. Katz menyatakan komitmennya untuk menciptakan kerja sama yang memajukan pariwisata dan hubungan luar negeri Israel.
AS telah mendorong Israel dan Saudi, sekutunya di Timur Tengah, untuk menormalisasi hubungan diplomatik. Tekanan ini sejalan dengan kesepakatan serupa yang melibatkan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.
Meskipun Saudi terus berusaha mendekati Israel, Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman menegaskan bahwa perjuangan Palestina tetap menjadi prioritas bagi pemerintahan negara itu.
Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah mengirim delegasi ke Saudi untuk berpartisipasi dalam berbagai acara. Salah satu acara yang mencolok adalah pertemuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
BACA JUGA : Tragis! Komandan Tinggi Rusia Tewas dalam Pertempuran dengan Pasukan Ukraina
Selain mendekati Israel, Saudi juga terlibat dalam pendekatan dengan Palestina. Delegasi Saudi pertama dalam tiga dekade mengunjungi wilayah pendudukan Tepi Barat pada Selasa, dalam upaya untuk meyakinkan warga Palestina bahwa mereka akan tetap mendukung perjuangan Palestina meskipun menjalin hubungan yang lebih erat dengan Israel.
Saudi mengutuk penyelidikan rahasia terhadap umat Islam dan lembaga-lembaga Islam oleh pemerintah Belanda, menyatakan bahwa hal ini telah mengakibatkan kekecewaan di komunitas Islam.
Pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus memperluas permukiman ilegal Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat. Selama tahun ini, lebih dari 200 warga Palestina telah tewas akibat tembakan Israel, sementara setidaknya 35 warga Israel juga tewas dalam serangan Palestina pada periode yang sama.