Pastikan Pembangunan Tak Molor, Sekda Sidak Tiga Proyek Strategis Kota Bogor, Ini Hasilnya!

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terus memastikan pembangunan disejumlah proyek strategis terus berjalan maksimal dengan harapan tak molor dari target yang sudah ditetapkan.

Teranyar, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pada tiga proyek strategis Kota Bogor, yakni Pembangunan Masjid Agung, Jembatan Otista dan Museum Pajajaran pada Selasa (26/9) sore.

Titik pertama yang diinspeksi oleh Sekda Syarifah adalah lanjutan Pembangunan Masjid Agung Kota Bogor di Jalan Dewi Sartika, Kota Bogor.

BACA JUGA: Pemkot Banjar Terapkan Setor Parkir Digital

Di sana, dirinya melihat proses pembuatan struktur menara Masjid Agung sekaligus memberikan poin-poin yang harus segera diakselerasikan. Salah satunya, pengintegrasian bangunan masjid dengan Alun-alun Kota Bogor dan Blok F Pasar Kebon Kembang.

Usai melakukan inspeksi di Masjid Agung, Sekda didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor, Rena Da Frina, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Bogor, Hanafi, serta Camat Bogor Tengah, Dicky Iman Nugraha meninjau progres Jembatan Otista di Jalan Otto Iskandardinata (Otista) Kota Bogor.

“Kita sudah cek Masjid Agung Kota Bogor. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu. Kalau Otista deviasinya selalu positif sekarang, diperkirakan November mudah-mudahan sudah selesai. Jadi tidak sampai akhir hingga awal Desember karena kontraknya kan 8 Desember ya,” ungkap Syarifah dikutip Rabu, 26 September 2023.

Setelah meninjau dua proyek yang berada di bawah Dinas PUPR, Sekda Syarifah melakukan inspeksi ke proyek pembangunan Museum Pajajaran Kota Bogor di Jalan Batutulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Syarifah menyebut, saat ini proses pembangunan Museum Pajajaran yang digawangi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor itu mengalami deviasi positif.

Dalam inspeksi tersebut kepada dinas terkait, Ia berpesan agar terus melakukan monitoring terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana, baik dari sisi ketepatan waktu maupun kualitas.

Sebab, menurut Syarifah, jika ada pekerjaan yang mengalami deviasi negatif dan terus berlarut-larut, maka akan menyebabkan keterlambatan dan membutuhkan energi lebih untuk menyelesaikannya.

“Mudah-mudahan semua pekerjaan termasuk pekerjaan Masjid Agung, Otista dan Museum Pajajaran ini bisa diselesaikan semua tepat waktu. Untuk Museum Pajajaran ini akan ada pekerjaan lanjutannya lagi nanti,” paparnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan