Sejarah Asal Mula Adanya Perayaan Peringatan Maulid Nabi

Mereka memerintah wilayah Delta Sungai Nil sekitar abad keempat hingga keenam Hijriyah. Muiz Lidinillah, salah satu penguasa pada masa itu, dikatakan sebagai perintis penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi SAW.

Namun, ini hanyalah satu dari sejumlah acara tahunan yang diadakan. Selain Maulid Nabi SAW, juga terdapat peringatan lain seperti Maulid Ali bin Abi Thalib, Maulid Fathimah az-Zahra, Maulid Hasan, dan Maulid Husain.

Teori kedua menyatakan bahwa perayaan Maulid Nabi SAW di kalangan ahlus sunnah wal jama’ah (aswaja) pertama kali diperkenalkan oleh Amir Abu Said Muzhaffar Kukabri, seorang gubernur Irbil di wilayah Irak yang hidup antara tahun 549-630 H.

Dikisahkan bahwa Amir tersebut mengundang para ulama, cendekiawan, ahli tasawuf, serta seluruh Muslimin untuk merayakan peringatan tersebut. Mereka disuguhi hidangan yang istimewa dan diberi hadiah.

Tidak lupa, pemimpin tersebut juga memberikan sedekah kepada fakir miskin dan dhuafa.

BACA JUGA : Sejarah Nabi Ibrahim, Meneladi Keteguhan Iman Terhadap Islam

Teori ketiga menganggap bahwa Sultan Shalahuddin al-Ayyubi adalah orang pertama yang memperkenalkan perayaan Maulid Nabi SAW.

Raja dari Dinasti Ayyubiyah yang memerintah pada tahun 1174-1193 M memiliki tujuan untuk membangkitkan semangat seluruh Muslimin, terutama para prajurit, yang saat itu tengah bersiap menghadapi ancaman pasukan Salib yang telah mengganggu Baitul Makdis.

Ketiga teori ini sebenarnya saling terkait. Sultan Shalahuddin memerintah Mesir setelah Dinasti Fathimiyah, dan dia berupaya untuk membersihkan pengaruh Syiah Ismailiyah-Rafidhah dari Mesir.

Saladin tidak ingin mengulangi pembersihan yang serupa seperti di Tunisia, di mana Sunni berhasil mengambil alih pemerintahan dari Fathimiyah.

Oleh karena itu, dia memilih cara pendekatan kultural, dengan tetap mempertahankan peringatan Maulid Nabi SAW namun memodifikasi beberapa aspek yang tidak sesuai dengan akidah ahlus sunnah wal jama’ah. Meskipun membutuhkan waktu lama, pendekatan ini mempengaruhi masyarakat secara mendalam.

BACA JUGA : 20 Alasan Orang Susah Melaksanakan Sholat Malam

Dengan pertahannya peringatan Maulid Nabi SAW, Saladin juga memperhatikan konteks situasi pada masa itu. Umat Islam sedang menghadapi tekanan dan kelelahan akibat perang yang terus menerus melawan pasukan Salib.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan