JABAR EKSPRES – Peristiwa tragis terjadi pada Senin (25/9) ketika dua tentara Bahrain dikabarkan gugur di perbatasan yang sedang dilanda konflik antara Yaman dan Arab Saudi. Dalam pernyataan resmi, militer Bahrain menyebut kedua prajurit tersebut “syahid” saat menjalankan tugas nasional suci mereka untuk menjaga keamanan perbatasan selatan Kerajaan Arab Saudi.
Kejadian ini terjadi di tengah upaya Arab Saudi untuk mencapai gencatan senjata dengan pemberontak Houthi yang terlibat dalam konflik tersebut.
Pernyataan dari militer Bahrain mengungkapkan bahwa “aksi teroris” ini dilakukan oleh “pesawat tak berawak” yang berasal dari pihak Houthi di lokasi yang dirahasiakan di wilayah selatan Arab Saudi, meskipun operasi militer antara pihak-pihak yang bertikai di Yaman sebenarnya telah dihentikan.
Saat ini, koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan mengenai kematian dua tentara Bahrain ini, dan belum ada komentar langsung dari kelompok Houthi.
Baca Juga: Hari Imigran dan Pengungsi Sedunia, Tantangan Solidaritas Global
Bahrain adalah salah satu negara yang berkontribusi dengan pasukan dalam koalisi yang dibentuk oleh Arab Saudi setelah kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa pada tahun 2014, menggulingkan pemerintahan yang diakui secara internasional.
Perang yang berkepanjangan sejak itu telah menelan banyak korban jiwa, baik langsung maupun tidak langsung, serta mengakibatkan jutaan orang terpaksa mengungsi.
Namun, harapan perdamaian mulai muncul pada bulan Maret ketika Arab Saudi dan Iran, yang mendukung Houthi, secara mengejutkan mengumumkan kesepakatan pemulihan hubungan.
Bulan berikutnya, duta besar Saudi untuk Yaman, Mohammed al-Jaber, melakukan perjalanan ke Sanaa untuk berdialog dengan pejabat Houthi dalam upaya untuk “menstabilkan” gencatan senjata yang disepakati tahun sebelumnya.
Baca Juga: Upaya Menjalin Kedekatan, Israel Ucapkan Selamat Hari Nasional kepada Arab Saudi
Baru-baru ini, para pejabat Houthi mengadakan perundingan selama lima hari di Riyadh, yang merupakan kunjungan publik pertama delegasi Houthi ke Arab Saudi sejak konflik dimulai.
Meskipun belum ada pengumuman besar yang dihasilkan dari pertemuan-pertemuan tersebut, keduanya menggambarkan pertukaran pendapat sebagai langkah positif.