Presiden Abbas: Perdamaian di Timur Tengah Tergantung pada Solusi Dua Negara

JABAR EKSPRES – Dalam sebuah pidato bersejarah di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengukuhkan posisinya, menyatakan bahwa perdamaian di Timur Tengah adalah tak terbayangkan tanpa adanya solusi dua negara yang adil antara Palestina dan Israel.

Presiden Abbas dengan tegas menyatakan, “Mereka yang berpikir bahwa perdamaian dapat terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina menikmati hak nasionalnya secara penuh dan sah, adalah keliru.” Pernyataan ini datang sebagai tanggapan atas sinyal yang semakin jelas dari Arab Saudi terkait kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel.

Baca Juga: Serang Ukraina, Rusia Kerap Mengabaikan Perjanjian Internasional

Abbas juga mengajukan permintaan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk segera menggelar konferensi internasional yang membahas pembentukan negara Palestina. Dalam konteks ini, ia mengingatkan bahwa, “Konferensi PBB mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menyelamatkan solusi dua negara dan mencegah situasi yang lebih buruk, serta mengancam keamanan dan stabilitas di kawasan kita dan di seluruh dunia.”

Pidato yang mendalam ini disampaikan oleh Abbas sehari setelah pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang salah satunya membahas normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi. Meskipun Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MbS), menyatakan bahwa proses normalisasi semakin dekat, ia juga menekankan bahwa Saudi ingin melihat kemajuan konkret dalam penyelesaian masalah Palestina sebelum menjalin hubungan dengan Israel.

Baca Juga: 1100 Pasien Gagal Ginjal di Gaza Terancam Tak Bisa Cuci Darah

Israel dan AS percaya bahwa potensi normalisasi hubungan antara Saudi dan Israel akan membawa dampak signifikan pada situasi Timur Tengah. Israel sendiri telah menjalin hubungan normal dengan lima negara Arab, termasuk tiga normalisasi yang dilakukan pada tahun 2020, termasuk dengan Uni Emirat Arab.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan