Pj Gubenur Jabar Minta Kepada Pejabat Bupati/Wali Kota Kurangi Produksi Sampah

JABAREKSPRES – Permasalahan pembuangan sampah sampai saat ini masih jadi permasalahan serius, untuk wilayah Bandung Raya. Sebab, sampai saat ini kondisi TPPAS Sarimukti belum bisa kembali menampung.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat tengah berjuang keras untuk mencari solusi dengan menyediakan lahan baru untuk penampungan di wilayah Bandung Raya.

Meski usahanya mendapatkan hasil, lahan yang tersedia untuk menampung sampah memiliki kapasitas terbatas. Sehingga untuk pembuangan harus dijatah atau dilakukan pembatasan.

PJ Gubenur Jawa Barat Bey melalui rapat bersama Kepala Oraganisasi Perangkat Daerah (OPD) beberapa waktu lalu mengatakan, untuk penanganan sampah wilayah Bandung Raya akan terus dioptimalkan.

Namun, untuk pembuangan sampah harus dibatasi. Sehingga, salah satu solusi untuk mengurangi produksi sampah adalah dengan cara mengolah dan memilah mulai dari hulu.

Untuk diketahui, adanya kebijakan pembatasan ini, membuat kepala daerah di wilayah Bandung seperti tidak siap dengan kebijakan darurat itu. Padahal setiap pemerintahan sudah memiliki program pengelolaan sampah.

Program Kang Pisman yang digembar-gemborkan oleh Pemkota Bandung, masih belum mampu mengubah prilaku warga Kota Bandung dalam mengelola.

Hal ini dengan terbukti dengan hasil produksi setiap harinya mencapai 1.500 ton. Jumlah ini sama sekali tidak memberikan efek untuk menurunkan produksi dengan Program Kang Pisman itu. Sehingga Kota Bandung gelagapan ketika pembatasan diberlakukan.

“Bandung ini produsksi sampahnya 1500 ton per hari, sedangkan yang dikirim ke Sarimukti Itu 1200 ton,’’ kata Bey ketika melakukan monitoring ke TPS Jalan Bengawan yang kondisinya membludak.

Menurut Bey, berdasarkan informasi dari DLH Kota Bandung 900 ton  yang dihasilkan adalah organik. Seharusnya ini bisa diolah agar tidak semuanya langsung dibuang ke Sarimukti.

Bey menegaskan, masalah ini harus segera diselesaikan bersama. Jangan sampai terus berulang dan tidak pernah tuntas.

Untuk itu, produksi dengan cara memilah dari rumah tangga harus segera dimulai dari sekarang. Warga harus tahu caranya. Mana organik mana anorganik.

Bey meminta kepada pejabat Bupati/Wali Kota untuk memberikan perhatian serius untuk penanganan yang dilakukan pembatasan ini.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan