JABAR EKSPRES – Dalam perkembangan yang memprihatinkan, bunga terbesar di dunia, rafflesia, yang biasa disebut sebagai “bunga bangkai” karena baunya yang menjijikkan dan memikat lalat penyerbuk, berada di ambang kepunahan.
Sebuah penelitian terbaru, yang ditampilkan dalam jurnal bergengsi “Plants, People, Planet,” telah mengungkapkan berita menyedihkan mengenai nasib tanaman yang luar biasa ini.
Temuan studi tersebut mengungkapkan bahwa mayoritas dari 42 spesies rafflesia yang diketahui kini berada di ambang kepunahan, dengan banyak spesies yang masuk dalam kategori “sangat terancam punah”.
Penurunan yang mengkhawatirkan ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, terutama penebangan hutan yang merajalela, praktik-praktik pertanian tebang-dan-bakar yang merusak, dan perambahan yang tak henti-hentinya terjadi di habitat alami mereka.
BACA JUGA: Ajak Warga Menanam, Beli 2 Bibit Tanaman di Lapak Bibit Bogor Gratis Pelatihan
Selain itu, beberapa orang juga terlibat dalam pengambilan bunga rafflesia secara tidak sah, karena percaya akan khasiatnya sebagai obat yang belum terverifikasi.
Rafflesia, keajaiban botani parasit, bergantung sepenuhnya pada tanaman merambat inang tertentu untuk kelangsungan hidupnya.
Ketika tanaman merambat yang penting ini mengalami kerusakan atau dimusnahkan, rafflesia menghadapi hambatan yang tidak dapat diatasi untuk tumbuh dan berkembang biak.
Menghadapi bencana ekologis yang akan datang ini, para peneliti studi mengeluarkan seruan mendesak untuk bertindak.
BACA JUGA: Pelatihan Tanaman Hias, Kelurahan Cinere Depok Berharap Jadi Sumber Ekonomi Warga
“Kita sangat membutuhkan pendekatan lintas wilayah untuk menyelamatkan beberapa bunga yang paling luar biasa di dunia, yang sebagian besar kini berada di ambang kepunahan,” kata Dr Chris Thorogood, dari University of Oxford Botanic Garden, dikutip dari The Guardian.
Strategi ini mencakup penciptaan kawasan lindung tambahan, penegakan hukum yang ketat yang menargetkan penebangan ilegal dan kegiatan perburuan liar, penyebaran kampanye kesadaran publik, dan alokasi dukungan untuk penelitian ilmiah yang komprehensif mengenai biologi dan ekologi rafflesia.
Selain itu, para peneliti mengadvokasi evaluasi global terhadap status konservasi semua spesies rafflesia oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), sebuah langkah yang dianggap penting mengingat klasifikasi IUCN yang ada saat ini yang hanya menempatkan satu spesies rafflesia sebagai spesies yang terancam punah.