Langkah kontroversial ini memicu reaksi keras terhadap pemerintah, yang telah menghadapi kritik atas pernyataan dan kebijakannya yang menargetkan Muslim dalam beberapa tahun terakhir.
Langkah-langkah ini termasuk penggerebekan terhadap masjid dan yayasan amal, serta pemberlakuan undang-undang “anti-separatisme” yang memberlakukan pembatasan besar-besaran terhadap komunitas Muslim.
Politisi ekstrem kanan Prancis telah secara agresif mendorong pembatasan yang lebih luas, dengan pemimpin sayap kanan Marine Le Pen, yang berada di posisi kedua di bawah Presiden Emmanuel Macron dalam pemilihan presiden terakhir, mengadvokasi pelarangan penggunaan cadar di depan umum.
Awal pekan ini, Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat mengecam larangan penggunaan abaya di sekolah-sekolah, dan menyebutnya sebagai upaya untuk “mengintimidasi” minoritas Muslim.