Laporan terbaru dari Wakil Sekretaris Kementerian Kesehatan Libya, Saadeddin Abdul Wakil, menyebutkan bahwa korban tewas akibat banjir bandang ini telah mencapai 6.000 orang pada Rabu (13/9), sementara sekitar 10.000 orang masih dinyatakan hilang.
Letnan Tarek al-Kharraz mengatakan bahwa dari jumlah korban tewas tersebut, 3.840 orang ditemukan di Kota Derna, dan 3.190 di antaranya telah dikuburkan. Lebih lanjut, 400 korban merupakan warga negara asing, sebagian besar berasal dari Sudan dan Mesir.
Kasim Al-Qatani, seorang anggota tim bantuan di Kota Bayda, melaporkan bahwa tim penyelamat menghadapi kesulitan mencapai Derna karena sebagian besar jalur utama menuju kota itu rusak parah.
Saat ini, sejumlah negara telah menawarkan dan memberikan bantuan kepada Libya, termasuk Amerika Serikat, Jerman, Iran, Italia, Qatar, dan Turki.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam banjir Libya. Terdapat 282 WNI yang tinggal di Libya, sebagian besar di wilayah Libya barat. Bagi WNI yang memerlukan bantuan darurat di Libya, Hotline KBRI Tripoli dapat dihubungi 24 jam dengan nomor +218 94 891.