JABAR EKSPRES – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengaku pasokan beras mulai berkurang di wilayahnya akibat faktor cuaca ekstrem.
Kepala Disperindag Kabupaten Bandung Barat, Ricky Riyadi mengatakan, sentra produksi beras di KBB misalnya, Ia mengaku mendapat laporan ada 179 hektare lahan padi gagal panen akibat kekeringan.
“Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), lahan pertanian padi yang sudah tak dapat ditanami padi mencapai 179 hektare,” kata Ricky saat dihubungi, Kamis (14/9/2023).
Menurutnya, hal tersebut yang membuat distribusi pasokan beras ke sejumlah pasar tradisional di Bandung Barat mulai menyusut.
Ia menambahkan Pemkab Bandung Barat tengah mencari solusi agar harga beras bisa kembali terjangkau oleh seluruh masyarakat KBB. Salah satu upayanya dengan menggelar operasi pasar.
“Datanya lagi kita evaluasi terkait penyusutan beras. Akan tetapi saat ini pemerintah sedang mengupayakan mengantisipasi kenaikan harga pangan,” jelasnya.
“Diharapkan dengan operasi pasar bisa menstabilkan harga. Terkait dengan operasi pasar beras ini, kami akan berkoordinasi dengan Bulog,” tambahnya.
Mengenai jumlah beras untuk operasi pasar, Ricky mengatakan belum ditentukan. Pihaknya harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan Bulog untuk kebutuhan operasi pasar.
“Begitupun dengan titik operasi pasar, harus dikoordinasikan dahulu dengan Bulog. Mekanisme penyalurannya akan kita bahas bersama,” sebutnya.
Berdasarkan pengalaman operasi pasar sebelumnya, beras yang dijual jenis medium. Dijual jauh di bawah harga pasar
“Pasti harga beras yang dijual di operasi pasar jauh di bawah harga pasar,” tukasnya.
Melalui operasi pasar murah, Ricky berharap dapat meringankan beban masyarakat akibat melambungnya harga beras. Sehingga diharapkan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh seluruh masyarakat Bandung Barat. (Mg5)