JABAR EKSPRES – India telah mengumumkan rencana ambisius untuk merenovasi dan meningkatkan kapasitas Pangkalan Udara Nyoma yang terletak di dekat perbatasan Himalaya, wilayah yang diperdebatkan dengan China. Keputusan ini bertujuan memperkuat pertahanan negara dalam konteks ketegangan yang berlangsung dengan tetangga sebelah utara.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh The Straits Times, Pangkalan Udara Nyoma direncanakan akan diubah menjadi pangkalan tempur yang canggih dan menjadi basis operasi kendaraan transporter. Pernyataan resmi dari Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh, menegaskan bahwa peningkatan ini akan signifikan dalam meningkatkan kemampuan Angkatan Udara India di sepanjang perbatasan utara.
Baca Juga: Kementerian Luar Negeri China Membantah Larangan Penggunaan iPhone dan Menekankan Keamanan Data
Proyek peningkatan tersebut juga diikuti dengan komitmen dana yang substansial, sekitar 2 miliar rupee atau setara dengan sekitar Rp370 miliar. Pangkalan Udara Nyoma, terletak pada ketinggian 4.267 meter di atas permukaan laut, berada di wilayah timur Ladakh, yang sering menjadi pusat perdebatan dengan pihak Beijing.
Langkah India ini, dalam menguatkan infrastruktur militer di wilayah yang memicu ketegangan dengan China, telah memicu spekulasi tentang eskalasi lebih lanjut dalam hubungan kedua negara. Hal ini terjadi terutama setelah China baru-baru ini merilis peta dengan klaim wilayah baru pada 28 Agustus lalu.
Baca Juga: Banjir di Libya Menewaskan 5.300 Orang dan 9.000 Orang Hilang
Ketegangan antara China dan India berakar dari konflik perbatasan yang bermula sejak tahun 1962. China mengklaim sekitar 90 ribu kilometer persegi wilayah di timur laut India, termasuk wilayah Arunachal Pradesh. Selain itu, China juga menduduki wilayah sekitar 38 kilometer persegi Dataran Tinggi Aksai Chin, yang India klaim sebagai bagian dari Ladakh. Meskipun wilayah ini saat ini dikuasai oleh China, klaim India terhadapnya tetap ada.
Puncak ketegangan antara China dan India terjadi pada tahun 2020 ketika bentrokan bersenjata terjadi, menewaskan 20 prajurit India dan setidaknya empat tentara China. Pasca-kejadian tersebut, kedua negara terus-menerus melakukan mobilisasi ribuan prajurit, meningkatkan persenjataan, serta menempatkan rudal di dekat perbatasan, meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.