JABAR EKSPRES — Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis menghadiri rapat evaluasi penanganan kebakaran TPA Kopi Luhur, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon pada Senin, 11 September 2023. Hasilnya, Azis menetapkan status siaga kebakaran dari kondisi di lapangan terkait proses pemadaman kebakaran TPA Kopi Luhur Cirebon.
Seperti diketahui bahwa asap tebal masih muncul dari sela-sela sampah yang terbakar di TPA Kopi Luhur, sisa sampah yang terbakar itu dimungkinkan bisa kembali menyala sewaktu-waktu. Hal ini juga yang menjadi perhatian Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis.
BACA JUGA: Bantah Ribuan Warga Mengungsi Akibat Kebakaran TPA Kopi Luhur, BPBD Kota Cirebon Beberkan Hal Ini
“Ya ini statusnya (kebakaran TPA Kopi Luhur) masih siaga, Ini yang saya garis bawahi secara tebal. Saya menginstruksikan dinas terkait untuk berupaya sekuat tenaga agar kebakaran ini tidak menjadi bencana,” kata Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Azis tersebut mengungkapkan, butuh waktu yang tidak sebentar guna memastikan api benar-benar padam, mengingat akses jalan yang tidak dapat dilalui oleh armada pemadam kebakaran.
BACA JUGA: Belum Padam, Kebakaran TPA Kopi Luhur Cirebon Masuki Proses Pendinginan
Terlebih, sampah yang terbakar adalah sampah rumah tangga begitu juga timbunan sampah menghasilkan gas metana. Dari evaluasi tersebut, pihaknya mencatat titik api di hari ke tiga proses pemadaman semakin berkurang.
“Ini menunjukkan bahwa di dalam tumpukan sampah ini masih ada bara atau api, yang sewaktu-waktu bisa muncul,” bebernya.
Karena sampah yang terbakar bertumpuk, hingga menggunung. Proses pemadaman diupayakan hingga ke dasar. Oleh sebab itu, pengerukan terus dilakukan secara masif pada titik-titik sampah yang menimbulkan asap tebal, dimungkinkan api bisa saja kembali muncul dari bekas kebakaran yang masih berasap.
“Penanganan perlu ada perhatian khusus, bukan sekadar mematikan titik api melainkan mengurai bara api itu dipadamkan dan didinginkan,” jelasnya.
Meski belum padam, upaya tim gabungan diapresiasi Azis. Sebab di lapangan petugas mengalami kesulitan untuk menjinakkan api.
“Kendala kita adalah peralatan, di mana tidak sesuai medan. Ini medannya tebing-tebing, sehingga membuat kendaraan yang akan melakukan pemadaman itu tidak bisa masuk,” ungkapnya. (Mg7)