Meski Musim Kemarau Mata Air Cilame Melimpah, Petani: Kebutuhan Pertanian Tercukupi

JABAR EKSPRES – Kemarau panjang dampak fenomena El Nino berimbas pada sektor pertanian lantaran minimnya air. Tak sedikit sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengalami gagal panen.

Kendati demikian, berbeda halnya bagi petani sayuran di Kampung Cibayu-Cikupa, Desa Cilame, Kecamatan Ngamprah. Meski kemarau panjang kebutuhan air bagi kebutuhan pertanian mereka tercukupi.

Salah seorang petani sayuran, Agus Suherman (47) mengatakan, pada musim kemarau tahun ini, sedikitnya 26 ribu bibit yang ditanam di atas lahan 700 tumbak ini kebutuhan air terpenuhi dari sumber yang berada di Cilame.

“Empat bibit yang kita tanam mulai dari saledri, tomat, sawi, dan sosin. Alahamdulillah di musim kemarau ini air melimpah, dan hasil panen juga melimpah. Jika semuanya tumbuh baik diprediksi hasil panennya bisa mencapai sekitar 10 ton,” kata Agus, Kamis (7/9/2023).

Hanya saja, menurutnya, pada musim kemarau ini penyiraman harus rutin dilakukan sehari dua kali. Berbeda pada musim hujan, Agus tak perlu menyiram kebun sayuran miliknya.

“Kalau musim panas pagi dan sore kita lakukan penyiraman. Bahkan malam pun terkadang kita siram,” katanya.

Jarak antara kebun milik Agus dengan mata air Ciliang sekitar 1 kilometer. Sehingga untuk mengalirkan air dibutuhkan pipa paralon juga sepanjang 1 kilometer.

“Air masuk ke dalam kolam penampungan. Barulah dari kolam disedot dengan menggunakan pompa untuk disiramkan ke tanaman,” sebutnya.

“Alhamdulillah mata air Ciliang yang selama ini digunakan untuk menyiram tanaman tak pernah surut, sekalipun hujan tak turun berminggu-minggu atau malah bisa lebih sebulan,” tambahnya.

Ia menambahkan, sebagai petani Agus tahu betul apa yang hatus ditanam terutama pada musim kemarau. Tanaman saledri menjadi bibit paling banyak yang ditebar di lahan miliknya. Pasalnya tanaman saledri lebih tahan cuaca panas.

Selain itu, harga jual seledri cukup tinggi dibandingkan sayuran jenis lain.”Sekarang harga jual seledri di petani Rp 15 ribu per kilogram. Jauh lebih mahal ketimbang sayuran jenis lain,” ucapnya.

Baginya, biaya pemeliharaan tanaman pada musim kemarau jauh lebih ringan ketimbang pada musim hujan. Pasalnya, pada musim hujan penggunaan pupuk, obat-obatan, dan pestisida meningkat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan