JABAR EKSPRES – Dalam perkembangan terbaru, Amerika Serikat telah menyatakan kekhawatirannya yang mendalam atas kesepakatan bantuan militer yang berpotensi terjadi antara Korea Utara dan Rusia.
Kesepakatan seperti itu, jika terwujud, akan secara signifikan memperburuk konflik yang sedang berlangsung di Ukraina dan memperkuat ambisi nuklir Pyongyang.
Laporan-laporan mengindikasikan bahwa Korea Utara sedang mempertimbangkan untuk memberikan amunisi artileri dan teknologi rudal kepada Moskow, sebagai imbalannya, mereka akan mendapatkan kemajuan teknologi yang sangat penting dan pasokan makanan yang sangat dibutuhkan.
Sumber-sumber menyatakan bahwa pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kemungkinan akan memulai misi diplomatik ke Vladivostok, Rusia, akhir bulan ini, di mana ia diperkirakan akan terlibat dalam diskusi tingkat tinggi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
BACA JUGA: Korea Utara Menggelar Latihan Serangan Nuklir Taktis, Peringatkan Musuh Akan Bahaya Perang Nuklir
Agenda utama dari pertemuan ini diyakini akan berkisar pada negosiasi dan finalisasi perjanjian persenjataan yang komprehensif, sebuah perkembangan yang memiliki implikasi signifikan di tengah-tengah krisis yang masih berlangsung di Ukraina.
Manuver diplomatik ini terjadi hanya beberapa bulan setelah kunjungan penting Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu ke Korea Utara pada bulan Juli.
Selama kunjungannya, Shoigu dilaporkan mengajukan permintaan resmi untuk dukungan militer, yang menjadi awal dari perundingan antara kedua negara.
Amerika telah mengatakan bahwa tahun lalu Korea Utara telah mengirimkan roket dan rudal infanteri ke Rusia untuk digunakan oleh pasukan Wagner.
BACA JUGA: Amerika Serikat Akan Kirimkan Senjata Kontroversial untuk Ukraina Guna Melawan Rusia
Sekarang, Kirby mengatakan bahwa kesepakatan baru yang sedang dibahas akan memberikan amunisi yang signifikan untuk berbagai jenis sistem persenjataan, termasuk artileri.
“Di bawah kesepakatan potensial ini, Rusia akan menerima amunisi dalam jumlah yang signifikan dan berbagai jenis amunisi dari DPRK, yang akan digunakan oleh militer Rusia di Ukraina. Kesepakatan potensial ini juga dapat mencakup penyediaan bahan baku yang akan membantu basis industri pertahanan Rusia,” kata Kirby, dikutip dari Firstpost.
Mengomentari penguatan aliansi Rusia-Korea Utara, Jean H Lee, seorang peneliti senior baru-baru ini tentang Korea di Wilson Centre, memberikan komentarnya perihal aliansi Rusia-Korea Utara ini.