JABAR EKSPRES, BANDUNG – Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan turut membaca peluang Ridwan Kamil atau Kang Emil di kontes politik Nasional. Menurutnya, peluang Kang Emil untuk menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) akan berhadapan dengan internal elite politik Partai Golkar.
Firman menguraikan, dari sisi peluang elektabilitas, Kang Emil cukup mumpuni untuk bertarung sebagai bursa cawapres. “Beberapa survei dia (Kang Emil.red) berada di peringkat atas untuk cawapres,” cetusnya.
Profil Kang Emil sebagai pria yang pernah menjabat sebagai Gubernur Jabar tentunya juga menjadi keunggulan. Karena Jabar menjadi salah satu lahan yang manis dalam elektoral di Indonesia. Jabar sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar.
BACA JUGA : Demokrat Jabar Latih Ratusan Saksi, Berikan Tugas Jaga Suara
Firman menambahkan, tetapi peluang Kang Emil untuk bisa dicalonkan sebagai cawapres menghadapi dua persoalan. Pertama, Kang Emil adalah kader Partai Golkar. Di sisi lain saat ini partai berlambang beringin itu juga telah merapat di koalisi Prabowo Subianto.
Koalisi itu mengusung Prabowo sebagai calon presidennya. Sementara itu Prabowo saat ini cukup kuat di Jawa Barat. Artinya ia tidak terlalu membutuhkan kandidat cawapres yang kuat di Jabar.
“Kalau disandingkan dengan Prabowo misalnya, Kang Emil tidak begitu signifikan memberikan insentif elektoral,” tutur Firman.
Firman melanjutkan, masalah berikutnya yang perlu dihadapi adalah terkait upaya Partai Golkar menyodorkan Airlangga sebagai cawapres. Sebagai kader tentunya Kang Emil bakal mengikuti keputusan partai.
BACA JUGA : Prabowo: Tidak Ada Dukungan Gelora sebagai Pelipur Lara PKB
“Golkar sepertinya masih tetap pada keputusan munas untuk mengusung Airlangga,” katanya.
Sementara itu Firman justru membaca peluang Kang Emil untuk berpasangan dengan Ganjar Pranowo. Karena dari sisi elektoral, Ganjar belum kuat di Jabar. Dengan demikian, hadirnya Kang Emil bakal menguatkan perolehan suara di Jabar.
Namun demikian, posisi Kang Emil juga harus berhadapan dengan internal Partai Golkar. Masih agak sulit membayangkan jika Kang Emil harus keluar dari Partai Golkar.(son)