JABAR EKSPRES – Pemilihan juri untuk persidangan Nathaniel Veltman, seorang pria Kanada yang dituduh dengan sengaja menabrak dan membunuh empat anggota keluarga Muslim, dimulai ketika terdakwa mengajukan pembelaan tidak bersalah.
Veltman dituduh dengan sengaja menabrak anggota keluarga Afzaal dengan truknya ketika mereka sedang berjalan-jalan sore pada 6 Juni 2021.
Dia menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan satu dakwaan percobaan pembunuhan.
Jaksa penuntut berpendapat bahwa Veltman, yang berusia 20 tahun pada saat ditangkap, didorong oleh ideologi sayap kanan ekstremis yang terkait dengan supremasi kulit putih ketika dia melakukan tindakan yang disengaja dengan mengemudikan kendaraannya melewati trotoar, dengan target keluarga Muslim tersebut.
BACA JUGA: Militer Israel Kembali Renggut Nyawa Seorang Palestina dalam Bentrokan di Tepi Barat
Penegak hukum London menegaskan bahwa tindakan Veltman merupakan “tindakan yang direncanakan dan terencana, yang dimotivasi oleh kebencian.”
Muncul di pengadilan dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan celana hitam, Veltman tetap diam sambil duduk di antara pengacara pembelanya, Hicks dan Peter Ketcheson, selama proses pemilihan juri.
Pemilihan juri dijadwalkan akan berlanjut untuk persidangan yang diperkirakan akan berlangsung selama 12 minggu.
Dalam sebuah perkembangan yang signifikan, Hakim Pengadilan Tinggi Renee Pomerance memutuskan tahun lalu bahwa perubahan tempat persidangan diperlukan, memindahkan persidangan dari London ke Windsor, Ontario.
BACA JUGA: Israel Kembali Gencarkan Serangan ke Jenin, 5 Warga Palestina Mengalami Luka-Luka
Alasan spesifik untuk keputusan ini, serta rincian seputar argumen dan bukti yang diajukan di pengadilan, masih dirahasiakan karena larangan publikasi.
Para korban dari insiden tragis ini adalah Salman Afzaal, yang berusia 46 tahun, istrinya yang berusia 44 tahun, Madiha Salman, anak perempuan mereka yang berusia 15 tahun, Yumnah, dan neneknya yang berusia 74 tahun, Talat Afzaal.
Anak laki-laki mereka yang berusia 9 tahun juga menderita luka serius namun selamat.
Serangan terhadap keluarga Afzaal menimbulkan gelombang kesedihan dan ketakutan di seluruh Kanada, yang mendorong seruan berkelanjutan untuk mengambil langkah-langkah untuk memerangi islamofobia di negara tersebut.
BACA JUGA: Korea Utara Menggelar Latihan Serangan Nuklir Taktis, Peringatkan Musuh Akan Bahaya Perang Nuklir